Get me outta here!

Coretan Sekolah Dasar


                Tadi malem aku buka buka lemari, mau nyari buku bahasa Inggris ceritanya. Buku jadul gitu, jadi ya nyarinya agak susah. Sampai ngublek ngublek lemari dari atas mpe kebawah, keatas, kebawah lagi, tetep nggak ketemu. Capek……

Waktu enak enak duduk santai kecapekan, eh aku lihat ada buku catatan gitu warna pink. Penasaran, aku buka. Aku baca. Eh ternyata ini coretan masa sekolah dasar gitu. Punyaku. Tapi tulisanku kok….. kayak cacing kepanasan habis itu diinjak injak sapi terus diceker ceker ayam.? Jelek banget deh….. tapi yaaaaa, yang empunya masih bisa baca sih, hehe.

                Dari catatan yang aku baca, bikin aku ketawa ketawa geli. Gimana nggak, isinya puisi anak SD yang bahasanya masih terbatas, dan dengan bahasa yang alakadarnya itu terciptalah sebuah puisi paksaan. Hahaha. Nggak cuma puisi sih, ada coretan coretan kecil, tentang keinginan aku dulu. Dan aku baru nyadar, sebenarnya cita cita aku itu banyak, dan malah sampai saat inipun aku belum mutusin cita cita sebenarnya.

                Baca catatan masa kecil itu ternyata hiburan tersendiri. Jadi lupa waktu deh, dan… buku bahasa inggrisku juga belum ketemu. Waduw.!

Aku baru ingat, buku bahasa Inggris yang aku cari ada digudang… #dweeeeeng. Tapi nggak nyesel juga udah ngublek ngublek lemari ini. Jadi ada ingatan yang dulu sempat tergantikan. Ternyata, masa SD itu… menyenangkan.

Dan dari saat ini, aku ingin mengabadikan cerita ceritaku, biar aku bisa baca lagi si, hehe. Tapi aku malas menulis di diary, mending nulis di blog tercinta ini.. yang penting kan nggak privasi privasi amat, hehe. Canggih donk jaman sekarang… haha. Pakenya blog sebagai media curhat. Siapa tahu kalau ada masalah ada yang bantu, hehe #ngarep.

                Inti dari cerita ini, adalah.. #jrengjreng…. aku sudah menemukan satu lagi hobiku. Yaitu menulis…. #yaay. Sekalian nih, blogging dan menulis. Wuidih, sambil menyelam minum air…. #awas tenggelam







Memeluk Langit


Bermimpi itu boleh kan.? Tapi kenapa ya, aku takut bermimpi. Takut kalau mimpi itu bagaikan obsesi yang berlebihan. Takut kalau mimpi itu tidak terjamah dan hanya menjadi angan belaka. Takut kalau mimpi mimpi itu hanya menjadi seonggok harapan yang sia sia. Atau bahkan lebih dari itu, aku takut mimpi yang tak terjamah itu menjadikan aku seseorang yang hanya menjadi pemimpi belaka. Aku tidak mau…

“Bermimpilah setinggi langit, kalaupun kau tidak mencapai langit, kau dapat mencapai bintang..”. Aku masih ragu akan mimpiku yang setinggi langit ini. Menimbang segala kemampuan yang ada, aku takut akan kehilangan daya juangku yang berharga hanya karena patahnya mimpiku yang setinggi langit itu. Aku masih beruntung kalau dapat mencapai bintang, tapi bagaimana kalau menyentuhpun aku tidak bisa.? Disinilah kekuatan pantang menyerah dan kesabaran harus diterapkan. Apakah aku seorang yang penyabar dan pantang menyerah.? Inilah masalahnya….

Aku memang orang yang biasa, bahkan teramat biasa. Tidak ada yang spesial. Tapi menjadi orang yang tidak biasa adalah keinginanku. Aku tidak ingin menjadi orang rata-rata. Aku ingin lebih, dalam berbagai hal. Apakah aku mampu.? Entahlah…

Usaha dan usaha.. Menjadi workaholic yang sehat, mencari peluang disana sini, mencoba segala hal yang menurutku perlu, menempa mental agar kuat, telah dan sedang kulakukan. Memang tidak cukup hanya itu. Butuh hal yang lebih dari itu untuk mencapainya. Fisik dan mental yang kuat, terutama mental yang harus aku tempa menjadi kuat. Seseorang yang kuat….

Apa keinginan dan mimpiku.?? Menjadi orang yang sukses, itu normal. Keinginanku, sukses yang dapat membawaku, keluargaku, dan orang disekitarku bahagia karena keberadaanku. Aku ingin sekali membahagiakan kedua orang tuaku, karena aku telah lama membebeni mereka, akulah satu satunya harapan mereka. Dan aku tidak ingin mengecewakan mereka. Sedetikpun, aku tak akan. Mimpiku.? Menjadi seseorang yang dapat melakukan banyak hal, tanpa meninggalkan segala sesuatu yang menjadi kewajibanku. Banyak sekali mimpiku, dan itu masih menjadi rahasiaku, sampai saat ini. Akan aku rajut mimpi ini agar menjadi nyata. Agar aku benar benar dapat memeluk langit yang tinggi bersama orang tuaku……………….

Semoga Allah memberikan jalan untukku.. Semoga Allah menjadikan aku pribadi yang pantas untuk disukseskan.. Semoga Allah selalu memeluk mimpi mimpiku….. Aamiin…

Masa SMA (puisi karya sendiri)

Guna melengkapi tugas Bahasa Indonesia mengenai puisi karya sendiri, saya mengarang sebuah puisi.. Semoga bagussss… :3


Masa SMA
Oleh : Anggraeni Dias Saputri

Cerita dalam tawa, canda, dan tangisan
Mengkolaborasikan suka maupun duka
Menyatukan sesuatu yang berbeda menjadi nyata
Mengisahkan rangkaian cerita manis yang enggan terhapus masa

Dentingan detik berputar begitu cepat
Mengalahkan pusaran angin tornado
Mengalahkan kuatnya deburan ombak dilautan
Apakah kehangatan itu akan hilang terbawa angin?
Apakah kebersamaan itu akan terkikis oleh deburan ombak.?
Akankah masa itu akan kembali kurasakan.?

Masa  itu….
Antara persahabatan dan percintaan
Menyajikan kisah romantis klasik untuk dikenang
Namun….
Seiring derap langkah yang kita atur bagai barisan
Menuju titik pusat dari segala keinginan
Meninggalkan coretan cerita manis yang telah kita teguk
Akankah kita melupakannya.??



Among The Two Doors ( part.V -TAMAT- )


Cerita sebelumnya dapat dibaca di “Among The Two Doors” part. IV
….

Kini, liburan Maris telah usai. Kini ia harus kembali untuk kuliah. Sebelum ia pergi, ia memutuskan untuk menemui Tea. Tak disangka, saat itu Tea sedang bersama dengan seseorang. Rayan. Dilihatnya, wajah Tea yang sangat bahagia bersama Rayan. Ia tak mau mengganggu. Dan ia terpaksa pergi tanpa berpamitan. Dengan kekesalan dihatinya. Bukan salah Tea. Tapi salah dirinya yang tak mampu mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya pada Tea. Sebenarnya, kalaupun ia setuju, Nami, Asya, Frasya dan Eda akan membantu. Tapi ia menolaknya. Bodohnya.

****

Beberapa hari tak melihat Maris, mebuat hati Tea rindu. Ternnyata, dia benar benar rindu tidak mendengar suaranya, tak melihat wajahnya.

“Hallo…”
“Hallo… Ada apa Te.?”
“Kak, kamu dimana sih.?”
“Liburanku udah abis. Aku lagi kuliah. Maaf…”
“Eh kakak kog nggak pamit aku kalo udah balik.?”
“Maaf Te… tut tut tut….”
Jawaban belum didengar, tapi handphone sudah dimatikan. Sedih. Hatinya merasa sepi. Entah mengapa. Tea tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kesal. Tea tak akan telpon lagi. Untuk saat ini.

****

Beberapa bulan telah berlalu. Kini Tea sudah kelas 3, menjelang kelulusan. Sampai saat ini, Tea sudah lama tidak diganggu Maris. Dia merindukan saat Maris mengganggunya. Liburan saat Maris dirumahpun, Maris tak mengunjungi rumah Tea. Tak sekalipun menegur Tea. Tak sekalipun melihatnya. Kini ia sibuk. Sok sibuk.

Hanya Rayan yang masih setia. Dia menelpon untu bercerita. Dan Tea menanggapinya dengan senang hati. Tea sudah menganggap Rayan sebagai kakaknya. Rayan pun tahu itu. Meskipun itu menyakiti hatinya. Ia tetap bahagia. Dapat menjadi curahan hati Tea.

Hari ini pengumuman dimuat… Tea dan kawan kawan satu persatu melihat pengumuman di internet bersama sama.. dan pengumuman yang terakhir, untuk Tea..

“Nih Te pengumumannya. Aku bacain ya…”
“Jangan keras keras. Aku takuuutt.”
“Adrastea Permata Latvia….. Ehmmm.. intinya aja ya…”
“Iya iya cepetan…”
“Sabar nyonyaaaa… ekhem… Waduh… Kamu yang sabar ya Te…”
“Eh… Nggak ketrima ya…” Tea lesu
“Sabar, soalnya kamu bakalan deket sama Kak Maris yang cakep ituuuu.!!!”
“Ah ketrima.? Coba coba lihat…” Tak percaya apa yang didengarnya, dia melihatnya sendiri di situs resmi itu. Sejenak kemudian. “Yeeeeeee.!!!!!”
“Yee… Kita bareng Te… Kamu di psokologi, aku di farmasi…” girang Frasya
“Yah, kenapa aku jauh sendiri si. UGM nan jauh diasana..”
“Kan ada aku Da…” semangat Nami sambil memeluk temannya itu. “Dan sama Kak Rayan tentunya.. hahaha”
“Betul betul…” Eda mendapat suntikan semangatnya
“Ih lha aku.? Sendirian.?” Asya berlagak melankolis menerima nasib
“Nggak papa lagi Sya. Kamu kan ditengah.” Tea berusaha menenangkan
“Pokoknya kalian harus ngabarin aku terus…”
“Iya neng….”
Berpelukanlah sahabat itu. Berpisahnya mereka bukan berarti mereka harus putus persahabatan.
“Eh.. kamu nggak mau ngasih tahu Kak Maris.?”
“Enggak ah. Buat kejutan…”
“Ciye ciye….” Sorak mereka bersamaan disusul wajah Tea yang memerah. Malu.

****


Tak ingin sengaja hendak menemui Maris. Tea berpura pura sedang jalan jalan. Bersama Frasya sahabatnya. Hatinya selalu berdegup kencang. Bagaimana nanti reaksi Maris ketika melihatnya.

“Eh Te.. itu Kak Maris. Diseberang jalan. Di Café samaaaa....” Katanya sambil menunjuk kerumunan yang sedang berkumpul.
“Eh iya… Dan…. Sama cewek…. Balik aja yukk..” ajak Tea kecewa
“Eh… Mereka mau pergi tuh… Kak Maris ngasih ke cewek itu apaan.? Hadiah.?”
Tea tak menanggapi. Tak ingin menanggapi. Matanya memperhatikan dengan saksama. Hingga kedua mata mereka bertemu. Menyadari itu, Tea langsung memalingkan wajahnya. Maris tahu, dia mengenal betul siapa itu. Dikejarnya Tea. Salah tingkah, Tea hendak pergi meninggalkan tempat itu. Namun tiba tiba… tangannya tertahan oleh sesuatu. Tangan Maris.
“Te…” wajah Maris berseri. Bahagia.
“Siapa cewek tadi kak.?” Frasya menengahi
“Dia itu…” belum selesai berbicara Tea sudah memotongnya
“Eh…. Kak Maris… maaf kak… Aku kesini cuma mau jalan aja kog… Maaf udah ganggu…” nadanya begitu berat.
Maris tahu Tea sudah salah paham.
“Aku balik dulu kak…” Tea melangkah pergi. Hatinya kacau.
“Kakak keterlaluan…” kata Frasya sambil meninggalkan Maris yang terpaku
Maris berpikir keras. Ia tak mau kehilangan wanita yang dicintainya sejak dulu itu. Dikejarnya Tea, dipegangnya tangan Tea, ditariknya hingga tubuh Tea mendekati tubuh lelaki ini. Dipeluklah tubuh Tea erat erat. Tea kaget. Terpaku. Kaku. Rasanya masih seperti dulu. Nyaman. Dan Maris membisikkan sebuah kalimat…
“Dia saudara sepepuku…”
Tea kaget. Tak percaya apa yang didengarnya. Hatinya kacau, bingung. Tapi ia sadar. Ia merasa…. Lega.
Frasya yang mendengar ucapan Maris itupun langsung mengerti. Bahkan ia merasa bersalah sudah berpikir yang tidak tidak. “Ehem… obat nyamuk obat nyamuk…”
Sadar hal itu Maris segera melepaskan pelukannya. Dilihatnya Frasya yang cengar cengir dibelakangnya.
“Eh Sya.. Sorry, lupa sih.. haha..”
“Sialan…” katanya sambil emnggerutu
“Te.. kamu kesini nyusul aku ya.?”
“GR. Aku kesini mau kuliah tau.!”
“Kamu jadi kuliah disini.?”
“Kenapa.? Nggak boleh.?”
“Eh… Enggakkkkk…” Maris langsung menjawabnya
“Bakalan ada yang pacaran nih. Tetanggaan pula. Widih widi…” goda Frasya
“ha ha ha…” mereka bertiga tertawa bersama
“Emang siapa pacaran sama siapa Sya.?” Tea menggoda
“Ekhem ekhem…” Maris berdehem
Sejurus kemudian digandengnya tangan Tea menuju mobilnya yang terparkir disebrang jalan. Meninggalkan Frasya.
“Eh tungguin… aku ikut. Aku sebatang kara di sini nih…”


****

TAMAT

Cerita ini hanya fiktif belaka. Nama, cerita atau apapun yang memiliki kesamaan, maaf ya…. Namanya juga mengarang. Karya pertamaku lho… :D

Salam Shamagachi… Happy blogging…. J