Get me outta here!

Fitrah Manusia Ber-Tuhan


A.        Fitrah manusia ber-Tuhan

Manusia tidak bisa lepas dari Dzat yang disebut Tuhan, yaitu Dzat yang mengendalikan roda kehidupan seluruh alam dengan peranan yang mutlak. Tuhan berkuasa penuh terhadap segala aspek kehidupan manusia. Tuhan itu ada dan tidak dapat dipungkiri keberadaan-Nya.
Maksud dari fitrah Allah adalah ciptaan Allah. Manusia diciptakan Alah mempunyai naluri beragama. Hal ini dimulai semenjak manusia sudah mulai dalam kandungan.

“Tidakkah yang dilahirkan itu kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaiman seekor hewan yang melahirkan dalam kondisi lengkap, adakah kau dapati dalam bentuk cacat?” (Hadits Imam Al Bukhari dan Imam Muslim).

Nabi-nabi diutus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian, yg telah diikat oleh fitrah mereka, yg kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak tercatat di atas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah, tetapi terukir dengan pena ciptaan Allah di permukaan kalbu dan lubuk fitrah manusia, dan di atas permukaan hati nurani serta di kedalaman perasaan batiniah.

       “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengeluarkan anak-anak keturunan Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi “saksi”. (Kami lakukan yang sedemikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak menyatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS Al Araf: 172).


B.        Bukti manusia ber-Tuhan

Salah satu hal yang selalu ada dalam diri manusia adalah kecenderungan untuk mencari Tuhan dan menyembahnya, karena dengan ibadah kepada Tuhan manusia sebenarnya berupaya meninggalkan wujud terbatasnya dan bergabung dengan hakikat yang tidak memiliki cacat, kekurangan, kefanaan dan keterbatasan.

Berikut ini beberapa bukti bahwa manusia ber-Tuhan.
a.    William James, seorang filsuf Amerika dan tokoh psikologi aliran pragmatisme, melakukan percobaan untuk mengukur jiwa manusia dari sisi kecenderungan spiritualitasnya. Penilitian menunjukkan bahwa dalam wujud manusia terdapat serangkaian kecenderungan terhadap materi dan serangkaian kecenderungan yang lain tidak ada hubungannya dengan materi, yaitu inspirasi spiritual, fitrah untuk mencari Tuhan dan cinta akan kebaikan selalu ada dalam jiwa manusi.
b.    Didalam jiwa manusia yang terdalam terdapat kekuatan yang mendorong manusia untuk mencari Tuhan yang memberikan rasa aman dan ketenangan kepada manusia dan membantunya dalam menghadapi kesulitan serta menghilangkan segala bentuk kekhawatiran.
c.Dalam sejarah kehidupan manusia dan peninggalannya di berbagai gua dan gunung menunjukkan bahwa manusia sejak awal mempunyai rasa ingin mengabdi dan menyembah Tuhan. Mereka meyakini akan Keesaan Tuhan meski sebagian lainnya tergelincir ke dalam kebodohan sehingga mereka menyembah batu, kayu, matahari, binatang dan bahkan menyembah penguasa zalim.
d.    Allamah Murtadha Mutahhari, seorang cendekiawan dan peneliti terkemuka Iran, mengatakan peninggalan manusia di masa lampau menunjukkan bahwa penyembahan telah ada sejak manusia ada. Yang berbeda adalah bentuk ibadah dan siapa yang disembah. 
e.    Al-Quran menjelaskan bahwa sejarah penyembahan berhala terjadi sejak masa Nabi Nuh as, sebab pasca bencana badai di zaman itu semua orang musyrik dan penyembah berhala musnah dan setelah beberapa lama kemudian fitrah untuk menyembah Tuhan kembali diselewengkan oleh sebagian manusia dengan menyembah berhala dan benda-benda lainnya yang tidak ada manfaat bagi mereka, bahkan benda-benda tersebut dibuat oleh mereka sendiri. Itu tanda bahwa manusia memiliki fitrah untuk mengabdi.
f.     Bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia di masa lalu menyembah Tuhan dan bahkan percaya tentang hari kebangkitan. Orang yang meninggal dunia kemudian di kubur bersama barang-barang yang dicintainya karena diharapkan benda-benda itu menjadi bekal di dunia selanjutnya atau memumikan jasad manusia supaya tidak rusak merupakan salah satu bukti yang menunjukkan bahwa manusia di masa itu meyakini adanya kehidupan setelah kematian ini.
g.    Segelintir orang yang mengingkari fitrahnya untuk menyembah Tuhan pada dasarnya hanya dapat mengingkarinya secara lisan namun ketika mereka berhadapan dengan masalah besar dan menemui jalan buntu, mereka akan mencari sesuatu yang Maha Kuat dan mampu melindunginya serta membebaskannya dari masalah itu.
h.    Al-Quran dengan terang dan indah menjelaskan bahwa rasa penghambaan tidak terbatas pada manusia saja tetapi semua makhluk di dunia ini mengalaminya. Berbagai ayat al-Quran menjelaskan tentang ibadah makhluk selain manusia.

                                Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Dan tak adasuatu pun di antara semua makhluk melainkan bertasbih seraya memuji kepada-Nya tetapi kalian tidak mengertitasbih mereka(karena hal itu dilakukan bukan memakai bahasa kalian). Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Isra: 44)

i.      Ketika manusia memperhatikan kedalaman jiwanya maka ia akan melihat kebenaran dan mendengar panggilan yang mengajaknya menuju kepada Tuhan yang mempunyai kesempurnaan mutlak. Manusia ketika terhubung dengan Tuhan maka ia akan mendapat kesempurnaan dan cinta sejati.

             Agama Islam mengajarkan kepada manusia bahwa penyembahan kepada selain Tuhan Yang Esa tidak akan memuaskan jiwa manusia dan tidak dapat mengantarkannya kepada kesempurnaan spiritual, namun justru menyebabkan terpenjaranya  manusia dalam ketergantungan materi. Penghambaan akan terwujud jika terhubung dengan Tuhan Yang Maha Bijaksana dan melalui jalan ini jiwa manusia akan meraih kebebasan dan ketenangan.

             “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tataplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu.” (QS Al-Rum: 30).


Sumber
Indonesian Radio. 2012. Manusia dan Fitrah Ber-Tuhan. (http://indonesian.irib.ir/manusia-dan-fitrah-bertuhan)
Iqramuzaki Land. 2011. Fitrah Bertuhan. (http://iqramuzakiland.blogspot.com/fitrah-bertuhan)
Jamroni, Drs. MSI, dkk. 2013. Pilar Substansial Islam. Yogyakarta: DPPAI UII
Latif, Zaky Mubarok, dkk. 2012. Akidah Islam. Yogjakarta: UII Press.
Lihin, Hanya Celoteh Guru. 2012. Pembuktian Adanya Tuhan Secara Rasional (1), (2), (3), (4), (5), dan (6). (http://mushlihin.com/2012/05/other/pembuktian-ada-nya-tuhan-secara-rasional)
Sebuah Catatan Kecil. Ber-Tuhan dengan Irisan Rasa dan Logika. (http://otakkurusak.wordpress.com/2013/06/14/ber-tuhan-dengan-irisan-logika-dan-rasa)
Sofiyudin, Ahmad. 2012. Fitrah Manusia Sebagai Mahkluk yang Ber-Tuhan. (http://sofiyuddinahmadadin.blogspot.com/2012/10/fitrah-manusia-sebagai-mahkluk.html)
Zen Assegaf. 2013. Semua Manusia Ber-Tuhan (Tauhid). Kompasiana. (http://filsafat.kompasiana.com/semua-manusia-bertuhan)

4 comments: