Get me outta here!
Showing posts with label Life's Journey. Show all posts
Showing posts with label Life's Journey. Show all posts

My 28th: Priceless Gift from God

 


From this photo, you can understand what I want to tell you. This will be needed further checks because it is still in a very light line. So, I will reveal the full story at another time. 

Thank you.

Greatest Achievement in 2022: Beli Rumah


Well, greatest achievement ini didapat saat bulan Februari, yang nggak sengaja malah menjadi hadiah terbaik ulang tahunku. Here's the story: My 27th: A house!

Sejak awal setelah menikah, aku tinggal bersama mertua. Banyak cerita bahwa tinggal dengan mertua itu banyak kontranya, karena mertua galak, begini begitu yang membuat menantunya tertekan, depresi, dsb. Tapi, aku kurang bisa relate sih karena alhamdulillah mertua baik banget. Kebaikannya beliau ini sudah sejak aku pacaran sama anaknya. Bahkan, bisa dikatakan sangat baik dimataku. Namun, kami merasa, tidak bisa selamanya tinggal bersama. Kami ingin memiliki aturan yang cocok dan sesuai dengan kami berdua, seperti yang diketahui, suatu kerajaan atau negara tidak bisa memiliki dua orang ratu atau presiden kan? Nah, aku ingin menjadi ratu di rumah sendiri. Selain karena hal tersebut, tentunya kami juga ingin punya privasi sendiri, tahu dong ya kalau nikah maunya bebas, ehe. 

Proses untuk memiliki rumah sendiri ini bukan perkara yang gampang. Tidak gampang karena dengan kriteria yang tidak sedikit dengan budget pas-pasan, mungkin kalau tidak ada batasan ini pastinya akan lebih mudah. Tentu saja budget bukanlah kriteria satu-satunya. Jadi, berikut ini kriteria rumah yang diinginkan, barangkali ada yang sedang mencari insight juga, antara lain:
  • Budget: kami merencanakan pembelian rumah dengan sistem KPR, dengan total uang yang kami pegang saat ini adalah Rp. xxx, mampu membayar maksimal perbulannya Rp. xxx, sehingga nantinya kami bisa mendapatkan rumah dengan range harga Rp. xxx. 
  • Lokasi: tidak jauh dari pusat keramaian atau perkotaan, pinggiran kota masih oke asalkan akses jalan yang bagus. Paling tidak, untuk mencapai perkotaan tidak lebih dari 30 menit perjalanan. 
  • Fasilitas: rumah yang diinginkan memiliki luas xxx meter², paling tidak memiliki 2 kamar tidur dengan jendela pada masing-masing kamarnya, memiliki halaman terbuka bagian depan dan belakang, penggunaan ruang yang jelas: untuk ruang tamu, ruang makan, dll. 
  • Lingkungan: hal ini tidak kalah penting. Lingkungan yang dekat pendidikan dan kesehatan menjadi poin utama disini. Kami juga melihat lingkungan rumah tersebut, bagaimana kondisinya, jenjang ekonomi dilevel mana, bagaimana masyarakat sekitar, dll. 

Kriteria tersebut merupakan kriteria utama, masih ada kriteria tambahan yang terkadang seiring bertambahnya waktu, bertambah pula kriteria yang menjadi patokan kami. Dengan berbagai kriteria tersebut, kami mulai mencari rumah melalui iklan-iklan yang dipasang melalui media sosial. Sudah ketemu banyak, kami saring satu persatu sesuai kriteria dengan mencocokkan deskripsi yang tertera pada iklan. Setelah sesuai kriteria tersebut, kami hubungi PIC atau marketing-nya untuk melakukan survey langsung. Kurang lebih kami melakukan survey hingga kurang lebih 20-an rumah, yang menghasilkan 3 kandidat kuat. Proses survey rumah ini memberikan pengalaman dan insight yang luar biasa bagi kami. Sebagai informasi, proses dari pencarian hingga survey ini memakan waktu tidak kurang dari enam bulan. Sungguh pengalaman yang menyenangkan (?), setiap weekend kami sempatkan untuk survey, hujan panas kami terjang, naik motor, berdua, sampai belang wajah, tangan dan kaki kami kepanasan dan juga polusi, hehe. 

Ada cerita yang sungguh mendebarkan hati. Ketika saya terpikat oleh satu rumah karena tampilan luarnya, dan ternyata saat diperiksa pada deskripsi iklannya juga sudah memenuhi kriteria, segera saya hubungi marketing-nya. Kami sudah oke untuk survey langsung, karena saking tertariknya pengen buru-buru disurvey. Namun, bukan rejeki kami kala itu, rumah tersebut ternyata sudah diajukan ke bank untuk proses KPR, kami kalah cepat. Kecewa sudah, tapi ya sudah, bukan rezekinya disana. Beberapa bulan berlalu, kami telah melupakan rumah tersebut. Hingga suatu ketika, saya melihat rumah tersebut diiklankan lagi oleh marketing bank yang kami kenal saat dipameran perumahan. Sontak langsung kami hubungi kembali melalui marketing bank tersebut. Katanya saat itu sudah kembali available, karena pihak yang mengajukan KPR ditolak oleh bank. Seperti angin segar bagi kami saat itu, kami langsung mengajukan diri untuk KPR rumah tersebut dibantu oleh marketing bank. Dibelakang kami, ternyata sudah ada yg antri dari marketing bank lain juga kalau-kalau KPR kami ditolak, pada titik ini agak was-was juga karena rumah ini ternyata banyak peminatnya. Proses pengajuan ini membutuhkan persyaratan yang tidak sedikit. Namun dengan mengerahkan semua usaha semaksimal yang kami bisa, akhirnya kami bisa mengajukan ke bank. Belum lega sampai disini, karena kami harus menunggu beberapa hari untuk keputusan KPR kami diterima, atau ditolak. 

Daaaan.. Alhamdulillah, KPR kami diterima. Pada titik ini, udara segar yang sesungguhnya bisa kami rasakan. Tiga kandidat rumah sebelumnya yang sudah kami kantongi, kalah prioritas dengan rumah ini. Penantian berbulan-bulan, bahkan melupakan jika pernah menginginkan rumah ini, justru Allah berikan rumah ini untuk kami beberapa waktu kemudian. Berbulan-bulan kami survey kesana kemari, akhirnya rezeki kami ada pada rumah yang kami inginkan sejak awal. Proses yang kami lalui tidaklah mudah untuk sampai dititk ini. Skenario Allah memang luar biasa ya.. 

Jadi singkat cerita, awal Februari akhirnya bisa ke notaris untuk mengurus surat ini itu, perjanjian ini itu, akad ini itu. Sekitar akhir Maret, finally bisa totalitas pindah rumah.  Memang agak risky sekali waktu itu, rumah masih kosong hanya berisi sedikit barang-barang seadanya, padahal Ramdhan sekitar tanggal 4 April. Belum ada kompor, maka kami putuskan untuk catering saja. Barang-barang yang lainnya bisa menyusul perlahan sambil menikmati hidup mandiri yang diimpikan. 

Alhamdulillah.. Luar biasa.. 

Unfriend: Facebook's


Recently I have had a concern regarding friendships on social media, one of them is Facebook. I have thousands of friends, but yet don't know half of them. What the hell was I doing in the past? Why did I have so many strangers? Long story short, I decided to unfriend people ...

My 27th: A House!

 

After years of my praying to God and trying to convince hubby, finally, God softened and reassured my hubby's heart. Eventually, we could do the house research and explore, for months! Well, there's a long way to go through. We found so many suitable houses for us, yet we just need one of them. 

This February, how grateful I am! We found the one that was really suitable and enchanted our hearts when we saw it. Ultimately, this February, we could have our own house! 

"The best present I have ever given for you, so far." said hubby. 

*I was melting*

Idul Fitri 1441 H: Lebaran yang Berbeda



Halo semuanya.. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.. 

َقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك
Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik
"Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu"

Sudah beberapa bulan ini wabah melanda negeri ini, oh.. bukan hanya negeri ini yang ini berjuang tapi seluruh dunia tengah berjuang melawan Covid-19 ini. Kira-kira hampir tiga bulan kita belajar mengisolasi diri dari dunia luar. Belum juga mereda, justru semakin parah korban berjatuhan. Apalagi saat lebaran hampir tiba, ketika pemerintah melonggarkan peraturan, alat transportasi udara diperbolehkan untuk beroperasi, pusat perbelanjaan seperti mall kembali dibuka. Yah namanya juga mau lebaran ya, pada mudik dan beli baju lebaran. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah pemerintah, kesadaran dari masyarakat itu sendiri yang kurang.

Yang Lain Sudah Nikah, Kamu Kapan?

- gambar: weheartit.com -

Akhir-akhir ini banyak banget teman yang update sosial media lagi akad nikah, sedang menggelar pesta pernikahan mewah, lagi hamil, lagi gendong bayi, lagi nyuapin anaknya, lagi mainan sama anaknya dan lain sebagainya. Yang beberapa pekan ini marak yaitu update habis melahirkan, masya'Allah aku turut berbahagia untukmu, sungguh. Meskipun dalam hati yang paling dalam juga ada keinginan untuk merasakan kebahagiaan yang sama. Tapi Allahu'alam, rejeki, jodoh dan kematian kan ada ditangan Allah, kita hanya bisa berusaha yang terbaik. 

Senang lihat orang lain sudah dalam tahap yang -terlihat- lebih baik, lebih naik level lagi. Tapi melihat hal itu, hati manusia seperti saya terkadang juga merasa iri, astagfirullah. Sebenarnya hal itu akan berangsur menghilang dengan sendirinya, tapi terkadang juga muncul lagi dan diperparah adanya orang ketiga yang makin bikin nyesek. Ada aja orang yang suka nambahin rasa pilu. Nanyain hal yang sebetulnya nggak patut untuk ditanyakan. Kesel uwe rasanya..

Graduated!

- my copyrighted picture -

Alhamdulillahirobbil 'alamin..

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yg telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat mencapai titik ini. Terima kasih kepada para ..... oke.. Sudah cukup bertele-tele ala pidatonya. Saatnya berbahagia tanpa panjang lebar, dududududuuu~

Akhirnya.. Setelah 7 bulan menghadapi lika liku perjuangan menyusun skripsi, hari ini saya diwisuda juga. Bahagia sekali.. Dulu, ada masa dimana aku dalam posisi yang.. udah aja ah, susah.. nggak selesai-selesai. Semakin dikerjain malah semakin rumit. Maklum, skripsiku kan bikin sistem besar. Jadi dibagi-bagi gitu permodul, yang ngerjain ada 6 orang dengan bagiannya masing-masing. Tapi, kami masih saling terhubung dan berpengaruh. Jadi kalau satu ada yg berubah, sedikit aja, bisa merembet kemana-mana. Yah.. Sedikit ulasan ya siapa tau kalian belum baca tulisanku yang sebelumnya, hehe.

7 bulan bukan waktu yang singkat ya manteman, dari di acc judul bulan April hingga pendaftaran sidang bulan November, disitu ada naik turunnya mood ngerjain skripsi. Ada masa malesnya, cueknya, rajinnya, ah campur aduk kayak pecel pokoknya. Sempet lari-lari ngejar pendaftaran sidang dibulan September tapi terjatuh, alias nggak kekejar karena harus adapengujian ke sekolah-sekolah. September nggak kekejar, Oktober ngejar lagi, jatuh lagi. Nggak di acc. Kali ini sistematika laporannya. Keseeeeelll. Namun pada akhirnya baru bisa daftar bulan November untuk maju sidang bulan Desember. :(

Butuh Niat Buat Ngumpulin Niat!

- my copyrighted picture -
           
Assalamu’alaikum J
Semester awal kuliah, aku udah rencanain semuanya. Mulai dari mata kuliah wajib apa aja yang diambil di semester berapa, sampai mata kuliah pilihan yag mau aku ambil. Semuanya Alhamdulillah lancar, hingga suatu kenyataan bernama Kerja Praktek atau Magang memporak-porandakan semuanya. Hiks, sedih banget. Waktu itu udah merasa kayak zonk banget sih nasib aku stuck di fase ini aja. Bayangin aja, buat Kerja Praktek aku habisin waktu selama …..… eh, aku bukan mau curhat tentang itu. Hehe. Intinya masa itu udah lewat. Kalau penasaran bisa baca curhatanku di post terdahulu. Maaf jadi OOT~

            Sekarang saatnya Tugas Akhir alias Skripsi atau disebut oleh beberapa orang “Skripsweet” dan sisanya yang lain menyebut “Skripshit”. Hahaha. Aku akan tetap menyebutnya Skripsi, dengan huruf “s” yang kapital *smirk*.

Mukaku #TeamMinyak

picture by Google

Apa jenis kulitmu? Jenis kulit yang kering, normal, berminyak atau kombinasi?

Bingung nggak sih nentuin jenis kulit? Selain dengan cara periksa ke dokter kulit ataupun kecantikan, untuk tahu jenis kulit banyak caranya kok. Googling aja, pasti banyak hasil yang keluar dari pencarian, hehe. Dan dari beberapa cara yang aku baca, aku lebih prefer cara yang satu ini.

Saat bangun tidur, berkacalah. Lihatlah betapa banyak hal yang harus kamu pertanggung jawabkan. Lihatlah orang tuamu.. Ehhh… eh… Eitss.. ini bukan postingan tentang itu. Salah fokus. Hahaha. Maap eaa.

Fake Smile


Gimana sih rasanya keseringan pasang “fake smile”? Capek juga kan. Tapi apa boleh buat lagi. Yang namanya masalah nggak cuma aku aja yang punya, orang lain pun. Aku nggak boleh merasa bahwa masalah yang aku hadapi sekarang ini adalah masalah yang paling berat dialami manusia kan?

Sebenarnya sering “fake smile” juga ada baik buruknya. Saling berlawanan. Baiknya adalah, orang disekitarku nggak merasa khawatir, buruknya adalah aku bohong sama mereka. Baiknya yang lain, mensugesti diri sendiri untuk lebih positif, buruknya, aku bohong sama diriku sendiri. Senyum juga ibadah sih, asal nggak kelewatan aja yah, senyumnya. Haha. Dan yang terpenting, tersenyum, meskipun itu pura-pura, terkadang memberikan sedikit rasa bersyukur masih diberi kesempatan untuk naik ke level ke jenjang “manusia kuat”. Yah, semoga kita semua selalu diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Tapi capek. Apalagi untuk saat seperti ini. Kondisi sekarang ini. Rasanya banyak orang yang makin lama menjauhiku. Bukan karena mereka membenci atau nggak menyukaiku, tapi lebih kepada masing-masing dari kami telah memiliki kesibukan masing-masing, kehidpan masing-masing. Yah.. semoga apa yang aku ungkapkan barusan benar yah, hehe. Karena kesibukan itulah, sharing atau curhat hal-hal ringan hingga berat pun jadi jarang banget. Padahal sharing itu bisa ngurangin beban pikiran, meski sedikit. Ah, aku rindu orang-orang terdekatku. Banyak sekali hal yang ingin disampaikan rasanya, tapi semakin jarangnya bertemu, semakin sulit juga rasanya untuk kemabali dekat dan rekat seperti awal kita sering bertemu.

Menurut kalian gimana tentang “fake smile”? Setuju nggak sama aku? Dan kalian... pastinya pernah dong “fake smile”?

Tolong Jaga Dia



Ada yang pernah mengatakan, kesulitan tidur malam hari disebabkan oleh rasa kesepian. Entahlah itu benar atau salah, yang jelas, sekarang aku mulai kesulitan untuk tidur. Kesepian.. sendiri.. kesedihan.. kata-kata yang saling berkaitan. Ironis.

Mataku hanya tertuju pada satu titik didepanku, hanya satu titik fokus. Pada jam dinding yang terus berdetik menuju menit. Hingga jam, aku sukar untuk tidur. Pikiranku memutar sebuah memori yang terus menerus diulangnya hingga detik ini. Memori yang tak ingin aku lupakan, tapi ingin aku istirahatkan sejenak. Memori ini.. Membuatku terus terpaku pada jam dinding itu, memutar setiap detiknya dengan apa yang telah terjadi, dan tanpa sadar membuatku meneteskan air mata. Tak terbendung. Dan selalu aku tanyakan pada diriku sendiri, inikah aku?

Memori yang masih terpatri jelas, detik demi detik yang telah aku lewati saat itu. Sendiri melawan derasnya rasa bersalah. Sakit. Perih sekali rasanya. Tuhan.. aku berdoa. Dan Dia mendengar doaku, Dia mengabulkan doaku. Dia bersamaku. Dia tidak tidur. Dia terjaga bersamaku menemaniku. Aku malu pada-Nya. Aku benar-benar tak tahu diri.

Aku telah berjanji. Perjanjian antara aku, Tuhan, dan dia. Aku berjanji tak akan melakukan kesalahan yang sama, aku berjanji untuk mengingatnya, meski dalam diam, meski dalam doa. Dan Tuhan, tolong jaga dia untukku, meski aku rasa, dia benar-benar membenciku meski aku telah meminta maaf padanya, tapi tak apa. Aku akan baik-baik saja. Semoga. Tolong jaga dia Tuhan, untukku...

Mukadimah KKN


Serius. Aku mulai kejar-kejaran sama laporan Kerja Praktek. Deadlineku yang harusnya semester enam kelar ternyata sampai sekarang belum kelar. Ternyata nggak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Eh... Sorry gaes. Mari back to topic. Sesuai judul. Cerita tentang Kerja Praktek aku post setelah Bab III ku kelar sama dosen. Baper laporan Kerja Praktek belum kelar. Hikz.

Katanya sih, KKN itu ajangnya nyari jodoh. Banyak juga yang kena korban cinlok, alias cinta lokasi. Yang belum punya pacar, bisa banget dapet pacar kalo pinter pedekatenya. Yang udah punya pacar, bisa jadi putus terus pindah kelain hati. Yang udah sama-sama punya pacar, dan nggak mau mutusin pacarnya masing-masing, bisa juga jadi teteeman. Atau yang lebih parah, yang udah punya pacar bisa juga dapet selingkuhan eh….. eh…. Kok jelek semua yak? Hahaha. Engga semuanya kok seperti itu. Nah.. mari kita bahas pengalaman KKN-ku, muehehe. Semoga tidak membosankan yah~

KKN itu apaan sih? KKN adalah Kuliah Kerja Nyata, dimana kami benar-benar (harus) berbaur dengan masyarakat. Karena yang bakalan nilai keberhasilan KKN nggak cuma kampus, tapi masyarakat dilokasi KKN juga menilai lho. Jadi ya.. harus pandai-pandai ngambil hati sih. Berbahagialah wahai kalian yang pintar ambil hati orang, uhuk. Tapi… Nggak cuma itu. Teman satu unit, atau bisa juga disebut kelompok, ikut menilai. Penilaian dari masing-masing individu ini yang berbahaya. Gimana enggak, penilaian diambil setelah satu bulan kami hidup satu atap. Yah.. udah keliatan busuk-busuknya dong ya, haha.

Oke, cukup untuk mukadimmah tentang KKNnya. Tadi itu pandangan yang aku dapetin dari kampusku. Gimana sama kampus kalian? Beda kampus beda juga kali ya..

Nah.. sekarang mulai cerita yang asik-asik aja. Kampusku mengadakan KKN satu bulan. Aku ambil KKN pas semester enam lalu, kena dibulan Agustus. Jadi setelah lebaran beberapa hari, mesti langsung balik ke rantau. Hikz. Sedih betul baru juga ngumpul keluarga rasanya, dan satu bulan aku harus tinggal dengan “orang asing”. Banyak banget pikiran waktu itu. Mulai dari siapa aja yang bakalan jadi satu kelompokku, dimana lokasi posko (rumah induk semang, bisa diartikan sebagai rumah dimana kami tinggal selama KKN), dan masih banyak lagi.

Masalah pertama. Siapa yang jadi kawan sekelompok. Eh.. bukan masalah sebutannya ya. Tapi apapun itulah ya, kalian juga pasti ngerti maksud aku. Bayangin deh, kami satu kelompok terdiri dari delapan orang, yang pastinya beda jurusan. Belum kenal sama sekali. Nggak tahu muka sama sekali. Kemungkinan sekelompok sama orang yang dikenal sangat mustahil. Iyalah, kan yang daftar KKN ada ribuan. Nama kami dikocok seenaknya. Gimana kalo yang cowok otaknya resek? Gimana kalo yang cewek ganjen? Gimana kalo ada yang busuk? Gimana kalo aku ketularan jadi busuknya? Gimana kalo orangnya begini? Gimana kalo orangnya begitu? Gimana kalo aku nggak cocok sama dia? Sama mereka? Gimana.. gimana… ah.. pikiranku egatif semua sebelum kenal sama mereka. Tapi.. setelah aku kenal mereka, ternyata . . . .

B E R S A M B U N G

Kerja Praktek


- my copyrighted picture -


                Alhamdulillah, akhirnya dapet tempat Kerja Praktek juga. Terima kasih buat PT. Global Prima Utama yang bersedia menerima anak magang. Makasih juga buat bapak ibu yang dari jauh ngga berhenti mendoakan dan menyemangati anaknya ini, juga Masian yang bersedia sibuk kesana kemari jadi tukang ojek, jadi wartawan yang bantuin nyari tempat Kerja Praktek juga, serta teman-teman yang mendukung dan mendoakan. Dan ini berasa pembukaan pidato mau wisuda aja, hahaha. Sibuk terima kasih.

Udah dipikir sampe kebawa mimpi mau Kerja Praktek dimana dari semester 5. Semakin menjadi saat memasuki semester 6 ini. Gimana ngga kepikiran coba, dengan peraturan baru yang super wow, jadi makin deg-degan. Kerja Praktek harus mandirilah, harus ditempat yang berbadan hukumlah, pffftt.. Sebenernya, baik juga buat kedepannya, supaya ada gambaran real-nya kalo dilingkungan kerja itu seperti apa. Kalo dilingkungan kerja yang sebenernya kan emang harus mandiri, mungkin ngga ada kenalan, semuanya orang baru, ngga bisa nggantungin juga sama orang lain. Harus pinter adaptasi supaya betah, dan masih banyak lagi positifnya sesuai dengan proposal yang aku kirim keperusahaan, wkwkwk. Intinya.. Pokoknya.. Semoga ini bakalan menjadi pengalaman yang luar biasyaaakk.

                Dan dengan special request dari dosen pembimbing Kerja Praktek juga, akhirnya aku buat logbook via blogger, aku sertakan linknya kalo kalian juga mau baca heheh. Siapa tau kepo. Blog ini semacam diary gitu, yang tiap hari kudu diupdate. Jadi kalau kalian merasa aku kayak curhat diblog itu, ya emang betul, ya emang bener. Isinya daily activities gitu. Link : Anggraeni’s Daily Activity.

                Doakan aku berhasil memenuhi target dan rencanaku ya gaess. Selesai Kerja Praktek semester 6 ini dengan nilai yang terbaik. Aamiin..