Get me outta here!

Cerita Cinta

gambar asli dari sini

Cinta itu nggak seperti FTV.. yang jatuh cinta sama pendangan pertama, tapi sok cuek padahal ngarepin si doi. Nggedein gengsi doang. Diam diam tapi mau gitu. Sok-sokan jaim deket dia. Penasaran sama doi, diikutin aja kemana pergi. Awalnya sih si doi nggak nanggepin, tapi karena sering ketemu, jadi suka deh. Dari satu pandangan awal…. 

Cinta itu nggak seperti drama Indonesia.. yang cerita kebanyakan mengkisahkan perjodohan yang alot, sama-sama nggak cinta tapi dipaksa buat cinta. Awalnya ogah-ogahan, kesana-kesini minta dibatalin. Tapi orang tua udah ngikat janji, yaudah deh. Lambat laun, sering ketemu membuat mereka jadi jatuh cinta. Keterpakasaanpun bisa menghasilkan cinta….

Cinta itu nggak seperti drama Korea.. yang salah satu tokoh utamanya adalah seorang direktur hotel atau perusahaan ternama. Doi rela ngabisin duit berapapun untuk naklukin incerannya. Setelah menaklukan incerannya, tinggal keluarga. Nah , biasanya hubungan itu ditentang sama keluarga doi yang kaya, soalnya bibit, bebet dan bobot yang nggak sejajar. Tapi akibat keteguhan cinta, akhirnya ya berhasil juga. Berhasil mendapatkan restu keluarga….

Cinta itu nggak seperti cerita drama Taiwan.. yang awalnya sama-sama nggak suka, sama-sama benci. Tapi ada aja kejadian yang buat mereka bisa ketemu, bisa bersama. Dari ketidaksengajaan itu, dari benci itu, membuat mereka saling perduli. Dan benih-benih cinta pun tumbuh. Mungkin itu yang dinamakan takdir untuk bersama….

Dari satu pandangan awal.. keterpakasaanpun bisa menghasilkan cinta.. mendapatkan restu keluarga.. mungkin itu yang dinamakan takdir untuk bersama.. takdir yang dituliskan Tuhan....~

Itu hanya sejumput kisah yang berdurasi satu sampai beberapa jam, belum mewakili apa-apa dari kisah nyata. Baru beberapa detik, udah jatuh hati. Menit kemudian jadian, menit kemudian, nikah. Hidup ini nggak sesimple itu kan?? Kita hidup dalam hitungan tahun. Butuh proses yang luar biasa panjang untuk menemukan takdir Tuhan.

Cinta itu simple, hanya kamu dan aku. Menurutku itu semacam pernyataan konyol. Disini kita nggak hidup sendiri, ada banyak pasang mata yang menyaksikan kisah kita. Kalau mau makan juga kita butuh orang lain, untuk menanam padi, mencari ikan, dan lain-lain. Dan, tanpa restu keluarga?? Bisakah??

Tanpa cinta kita memang tidak bisa hidup. Benarkan?? Tanpa cinta manusia bisa saling membunuh, karena mereka saling membenci. Tanpa cinta kita tak bisa bekerja dengan baik dan menghasilkan uang. Kenapa?? Karena kita bisa menghasilkan banyak uang ketika kita mencintai pekerjaan kita....

Tapi pada akhirnya, percaya saja, meski semua tak semulus dan seindah kisah-kisah cinta ala drama, semua cerita berakhir pada hidup bahagia bersama....~

Biarlah Mengalir Bersama Air Hujan

 
Gambar yg asli dari sini, gambar diatas sudah diedit

Apakah takdir sedang mempermainkanku??

Kenyataan yang tak sesuai memang sering kali terjadi. Tapi, aku selalu bertanya. Mengapa yang aku impikan selalu berbeda dengan apa yang digariskan oleh Tuhan??

Tuhan tahu yang terbaik. Itu jawaban yang terlalu umum dari semua orang yang mencoba tuk menghibur. Adakah kalimat lain yang lebih baik dari ini?? Dan kalian pikir, apakah pilihanku selalu yang terburuk untukku sendiri?? Entahlah..

Aku lelah mendengarkan. Aku lelah berbicara. Aku lelah berperasaan..

Perlahan, rinai hujan mulai turun membasahi rerumputan yang hijau berkilauan diterpa cahaya. Tak kusangka langit pun berduka atas apa yang terjadi padaku. Kupandangi rinai hujan itu mulai ditemani oleh kilatan cahaya mematikan. Anginpun berhembus, membuatku tersadar bahwa hujan akan datang.

Hujan kali ini terasa berbeda untukku. Rinainya mengajakku untuk menari bersama dalam kesunyian nyata. Menari dalam duka. Dan aku tergoda untuk bergabung. Kulangkahkan kaki menuju rerumputan yang mulai basah. Angin menyambutku dengan lembut namun menusuk sendi tulangku hingga aku gemetar. Aku tak peduli.

Kuhentikan langkahku ketika hujan deras mulai turun. Aku diam, termengu sendiri. Aku ingin berteriak. Aku ingin menangis. Aku ingin menumpahkan semua kekesalanku pada hujan kali ini. Lama aku termengu, menangis,  dalam guyuran air hujan yang dingin. Tanpa kusadari jemari tanganku mulai keriput, bibirku mulai kelabu. Rahangku bergemelatak. Aku tak peduli. Aku masih ingin merasakan guyuran hujan ini menghapuskan deritaku kali ini.

Biar saja air hujan yang menghapus air mataku, membawa hanyut kesedihanku dalam derasnya air hujan. Mengalir bersama air hujan yang membasahi tubuhku..

Hingga hujan reda. Aku mulai menyadari apa yang kulakukan. Bodoh. Inikah yang dilakukan seorang perempuan muda?? Putus asa?? Tidak. Aku tak putus asa. Aku hanya bertanya pada hujan, mengapa akhir yang bahagia tak kunjung datang padaku??

Berharap hujan kali ini menghapus segala duka dan kekesalan yang merenggut kebahagiaanku..

Ramadhan Didepan Mata



Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Senang sekali rasanya, ramadhan hampir tiba. Kenapa?? Karena ini adalah bulan penuh berkah, penuh pahala, perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya. Sampai sampai seseorang yang tidur saat berpuasa pun dapet pahala. Subhanallah, Allah Maha Baik yah. Momen seperti ini memang jangan sampai terlewatkan dengan sia-sia, apalagi kalau diisi sama tidur saja. Iya sih dapet pahala, tapi kan nggak maksimal. Mending ya buat nglakuin apa gitu yang lebih bermanfaat lagi. Tidur aja dapet pahala, gimana kalau diisi dengan yang lebih baik??

Dari pahala yang gampang dicari itu, maka umat muslim didunia berlomba-lomba memperbanyak kebaikan dibulan ini. Yah kalo dipikir sih, harusnya berlomba kebaikan atau ngumpulin pahala sebanyak-banyaknya itu nggak cuma dilakuin pas bulan ramadhan aja, tapi bulan bulan biasa juga. Ya kan?? Hehe. Mungkin karena dilipat gandakan pahalnya, jadi pada semangat deh..

Nah, bulan Ramadhan kali inipun, mungkin menjadi bulan Ramadhan terakhir aku bisa buka puasa dan sahur bareng keluarga. Bulan Ramadhan tahun depan, mungkin aku bakalan sendiri kalau berbuka dan sahur, tanpa keluarga. Dikota orang pula, hiks.  

Alhamdulillah.. aku masih diberi kesempatan untuk merasakan bulan Ramadhan tahun ini. Terima kasih Ya Allah, atas karunia-Mu yang luar biasa banyaknya. Semoga, aku dapat senantiasa memperbaiki diri, sedikit demi sedikit menutup dosa dengan pahala yang diraih. Semoga, Ramadhan kali ini membawa berkah untuk semuanya, Aamiin.. :))

Dan sebelum berpuasa, biar afdol, biar mantep, aku mau minta maaf atas semua kesalahku yang disadari ataupun yang nggak aku sadari. Mungkin saat posting atau komentar di posting kalian aku sedikit nyentil atau nyinggung seseorang, maaaaafffff banget. Maafin segala kesalahanku ya sobat.. :))

Selamat berpuasa.. mari memperbaiki diri dibulan yang penuh berkah ini…

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Semaian Cinta dan Kasih Tuhan


Lama sudah aku tak bertemu sanak keluarga besar, tante, om, budhe, pakdhe, dan saudara sepupuku yang lain. Mereka hidup berdiri sendiri merantau di kota besar. Yogyakarta, Semarang, Palembang, dan lain-lain. Tak sering mereka pulang ke kota kecil ini. Aku sekeluarga dan nenek tinggal dikota ini. Dan akulah cucu nenek yang sering menemani kesendiriannya saat ini.

Aku merindukan adanya mereka, dimana ada keakraban dan canda tawa untuk berbagi. Tahun ini, entah mengapa mereka tak pulang. Aku masih bisa menahan rinduku pada mereka, tapi nenek?? Aku tahu. Orang yang sudah tua renta ini merindukan anak-anaknya, merindukan derap langkah kaki cucunya. Merindukan gema suara tawa riang mereka. Merindukan bisingnya tangisan mereka. Nenek merindukan mereka jauh dari aku merindukan mereka.

Nenek hanya ingin bertemu, barang dua tiga hari, pasti cukup untuk menutup kerinduannya. Apalagi lebaran hampir tiba, setidaknya pulanglah sejenak untuk menghapus kerinduan nenek. Mudik bahasa mudahnya.

Aku tatap wajah tuanya, hanya menatap kedepan, aku tak tahu apa yang dipikirkannya. Ah aku punya ide. Aku telpon salah seorang anaknya –tanteku, dan memintanya untuk sejenak saja meluangkan waktunya untuk berbincang dengan nenek. Kutatap binar bahagia menghinggapi wajah nenek yang nampak tua dimakan usia, hanya mendengar suaranya saja, ia bahagia. Aku ikut bahagia melihatnya. Ketika tante menyerahkan telponnya pada anaknya –cucu nenek, nenek tak bisa berkata-kata. Nenek mendengarkan suaranya baik-baik. Kerinduannya tak terbendung lagi. Nenek menangis. Hampir saja menjatuhkan telpon genggamku, secepat kilat aku menangkap benda itu. Nenek berjalan meninggalkanku. Suara ramai sepupu kecilku itu menyeruak keluar melalui benda digenggamanku, mengambang diudara yang hening. Aku menatap haru derap langkah kaki nenek yang terseok-seok pergi. Apakah aku salah??

Lebaran datang, mereka yang ditunggu tak kunjung datang. Mereka memang tidak datang. Dan apa aku tega memberitahu nenek?? Tapi kalau tidak mengatakannya, nenek akan terus duduk menunggu cucunya datang. Hanya hembusan angin yang datang menerpa tubuh ringkih nenek. Mereka takkan datang nek, kataku..

Setelah hari lebaran, badan nenek menggigil hebat. Badannya kaku. Akhirnya kami bawa kerumah sakit. Darah tinggi nenek kambuh. Aku hubungi semua keluarga, mereka berjanji akan datang, entah kapan. Semburat cahaya menerangi relung hatiku. Ada kebahagiaan kecil disana, mereka akan datang..

Hari itupun datang. Mereka datang satu per satu bersama keluarga kecil mereka masing-masing. Kutatap wajah mereka, tersirat sedikit kekecewaan dalam wajah itu. Bagaimana tidak, ibu mereka tergeletak lemah tanpa daya. Biasanya, ibu merekalah yang menyambut dengan suka cita dengan penuh semangat menyambut kehadiran mereka. Tapi kini, suka cita itu hanya dapat nenek pancarkan melalui senyumnya yang tertahan. Sunyi, hening dalam kamar inap nenek. Semua berduka, bersedih, menyadari kesalahan masing-masing. Nenek hanya merindukan anak-anaknya dan cucu-cucunya, itu saja. Dan kini kerinduan nenek telah terobati. Nenek, cepatlah sembuh..

Tuhan memiliki rencana yang indah….

Mungkin inilah cara Tuhan menyatukan kami. Sekali lagi, Tuhan tanamkan benih kasih sayang dan kepedulian diantara keluarga ini yang telah lama mati karena layu tak terjaga. Tuhan menyemainya untuk kami, dan semoga kali ini kami dapat menjaganya dengan baik. Terima kasih Tuhan....


Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani

Dewi Fortuna Ada Dimotorku


Beberapa tahun yang lalu saat aku duduk dikelas satu SMA, aku memiliki pengalaman yang menarik. Begini ceritanya….

Saat itu mulai gelap, sinar mataharipun mulai hilang. Aku dan teman-temanku hendak pulang sepulang dari kursus. Aku pulang bareng temenku yang searah. Kami bertiga saat itu. Anggap saja namanya Si Momo dan Si Popo. Kami mengendarai motor masing-masing tanpa SIM. Maklum, kami kan masih dibawah umur. Masih unyu-unyu, hehe.

Kami melewati jalan yang biasa dilalui, tapi kali ini jalanan nampak sepi. Heran. Mungkin saja emang waktunya sepi, sudah sore begini. Jadi kami tetap melaju sambil terkadang deselingi oleh percakapan kecil. Dipinggiran jalan, kami melihat beberapa gelintir orang berbalik arah. Mereka nggak pake helm. Mungkin tuh orang ada yang ketinggalan, pikirku.

Dari kejauhan aku melihat seperti ada kerumunan yang berpusat pada orang berpakaian hijau mentereng. Apa ada kecelakaan?? Ah. Nggak jelas ada apaan. Dekat, dekat dan semakin dekat. Baru jelas siapa itu. Rasa penasaran berubah jadi rasa khawatir. Polisi! Sial. Kami bertiga panik.

Motor Si Momo yang didepan sempat melambat dan berkata, “Santai aja, jangan panik mukanya. Udah deket juga, kalau balik arah ntar malah ketahuan. Biasa aja. Santai.”

Si Momo, aku dan Si Popo akhirnya tetap melaju santai, berharap nggak ada yang bakalan terjadi. Aku rileks. Santai. Kalau kena ya berarti aku kurang beruntung.

Kami atur barisan, jangan gerombolan naik motornya. Si Momo yang duluan, dia paling berani soalnya –mungkin. Aku ditengah. Si Popo minta dibelakang. Dia berpendapat kalau Si Momo dan aku ketangkep, mungkin dia enggak karena Pak Polisinya sibuk ngurusin aku sama Si Momo. Licik! Yaudah aku ngalah aja, kalau kena ya ikut sidang. Buat pengalaman. Aku penasaran juga soalnya kayak apa tuh sidang.

Perlahan kami melaju. Saat si Momo melewati kerumunan itu, tiba-tiba.. prit priiiiittttt… pak polisi menyuruhnya menepi. Sial batinku. Aku pasti kena nih. Muka Si Momo kelihatan bingung. Perlahan aku lewat. Pas aku melewati kerumunan dengan wajah sok acuh pada Si Momo. Pura-pura ngasih tatapan iba pada orang-orang yang kena tilang. Dan berhasil. Pak Polisi nggak niup peluitnya kearahku. Selamat. Aku lega.

Aku mulai melambat, penasaran apa yang terjadi sama Si Popo. Ikutan Si Momo atau aku. Priiiiiiiiiiiiiiitttttttt... Si Popo ikutan Si Momo ternyata. Cuman beda polisi. Dan aku baru nyadar kalau Pak Polisinya ada banyak. Bingung, aku celingukan sendiri jangan-jangan ada polisi ngumpet yang merhatiin aku. Dan ternyata nggak ada lagi. Bebas! Aku ketawa ketiwi sendiri. Si Momo yang ngasih saran malah ketangkep. Si Popo yang licik malah ketangkep. Hahahahahah..

Dari semua kejadian ini, dapat diambil beberapa hikmahnya. Si Momo dan Si Popo dapet pengalaman baru buat ikut sidang. Dan aku?? Nggak bisa nahan tawa sampai paginya inget kejadian itu. Sampai disekolah pun kami cerita mengenai kejadian ini. Beruntungnya aku.. Dewi fortuna ada dimotorku saat itu… wkwkw.

Kalau naik kendaraan kurang lengkap atributnya, atau belum punya SIM lebih baik hati-hati dan waspada. Kalau jalanan yang tadinya rame banget tiba-tiba sepi, atau banyak orang yang balik arah karena nggak pakai helm, bisa jadi itu tanda-tanda ada pak polisi nyari mangsa.

Nah, sekarang giliran aku udah punya SIM nih Pak Polisi. Malah jarang ada penertiban. Dulu aja, waktu belum punya SIM, Pak Polisinya rajin banget. Dimana aja ada. Tiap pertigaan, perempatan, perlimaan, dan yang seterusnya, ada Pak Polisi. Yah, pengalam yang unik..

Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Kinzihana.