Get me outta here!

Hanyalah Perempuan


Wahai laki-laki.. apakah benar kalian memiliki hanya satu nafsu (perasaan) dan sembilan pikiran (logika)?? Dan apakah benar, kami memiliki sembilan perasaan dan satu logika saja??

Apakah itu yang menyebabkan kita sulit untuk memahami satu sama lain?? Tapi kenapa?? Kenapa kita tidak saling melengkapi saja?? Kenapa kita tidak bergabung dalam suatu tujuan untuk kebahagiaan??

Bukankah cinta itu untuk saling melengkapi, saling memaafkan dan saling mengisi??

Wahai laki-laki.. mengapa kalian begitu mudah memutuskan segala hal yang berhubungan dengan perasaan tanpa merasakan apa yang kami rasakan?? Kenapa kalian memutuskan hal tentang perasaan menggunakan logika kalian?? Mengapa?? Apakah kami juga melakukan hal yang sama?? Begitu mudah memutuskan segala hal yang berhubungan dengan perasaan menggunakan perasaan?? Bukankah itu memang benar?? Perasaan menggunakan perasaan??

Kami menempatkan masalah logika dengan logika dan perasaan, masalah perasaan hanya dengan perasaan. Tapi, kenapa kalian menempatkan masalah perasaan dengan logika, dan masalah logika dengan logika kalian?? Lalu, dimana letak perasaan itu??

Apa kalian tahu??

Kami selalu berusaha untuk realistis, dengan logika. Tapi sangat sulit menggunakan logika kami ketika kami berhadapan dengan seseorang yang kami sayangi.. rasanya logika kami lemah, bahkan untuk sekedar mengatakan tidak pada kalian, kami sungguh merasa berat. Meski logika kami mengatakan tidak.. tidak.. dan tidak.. tapi perasaan kami merasa sangat beban untuk mengatakan tidak, kami merasa sangat bersalah, kami tidak bisa menolak. Kami merasa takut untuk dikecewakan, maka dari itu kami selalu berusaha untuk membahagiakan kalian.

Mengapa bisa begitu?? Apa itu dikarenakan kami hanya memiliki satu pikiran saja?? Sehingga pikiran kami kalah dengan jumlah perasaan yang kami miliki??

Lalu bagaimana dengan kalian??

Apakah pernah perasaan kalian kalah dengan logika kalian?? Apakah kalian pernah merasakan hal seperti ini??

Pasti sama saja ya. Kami sering sulit menggunakan logika kami untuk masalah perasaan, dan kalian sering sulit menggunakan perasaan untuk masalah logika kalian..

Kami selalu bertanya. Apakah perasaan yang kami miliki ini membebani persaan kalian, sehingga kalian malas merasakan hal yang kami rasakan?? Dan itu membuat kalian sering memutuskan hal tentang perasaan menggunakan logika??

Mengapa, kita tidak saling bertukar saja, lima logika dan lima perasaan, agar kita dapat saling mengisi, dan memahami, jika kalian memang tidak mau tahu tentang apa yang kami rasakan ini..

Lalu, apakah kita dapat saling melengkapi kalau begitu?? Tentu tidak, karena kita memiliki porsi yang sama. Hanya saja, cobalah menggunakan perasaan kalian, kami akan berusaha keras untuk menggunakan logika kami, sehingga kita bisa saling memahami. Bisakah??



(diambil dari sudut pandang penulis sebagai seorang perempuan)

Long Time Ago, It was You



If this tears can make you come after me again, I would cry all day night for you..
If this tears can bring you back to me, I would do it until this tears can’t flow anymore..
If this tears can make you here, I would cry and called your name out loud..
If this tears….. really exhausted, just because you, I won’t ever blame at you..
just here with me.....

I still remember. The day you said, that true love never lets you to suffer. Because love brings happiness. Well, it was not totally wrong, and also not totally right. But, why couldn’t I say it loudly to you?? And made you understand, my happiness is simple…..

Have you well known me?? Why.. you didn’t feel my feeling with you. All the things we did, have made a thousand smile on me. Didn’t you see that?? Why didn’t you understand??

My day became brighter when I saw your smile. It didn’t matter what we do, you made everything seem better. Easily, you put a smile on my face, and I wanted it for every morning. You’re my sunshine.. You’re my lighter....

My simply happiness was with you, even it came with suffer. It’s simple, wasn’t it?? You always thought you never good enough for me. Why didn’t you understand?? Why did you always try to be anyone else to make me happy?? Anyone who I have never known before, it wasn’t you.. you changed.....

If my happiness came with tears, couldn’t you see that?? Would you say, I’m suffering with you?? My happiness was you, it was you, you who didn’t become anyone else. Just being you. You….

And my suffer, was when time separated us, was when distance made I couldn’t feel you, was when said……. Just find another man better than you, and you disappeared from my eyes, my life….

For that time, it’s all over……………………

Hilangnya Perasaanku

gambar editan, gambar asli disini.


Aku baru merasakan hari ini, ketika sebuah tragedi kehidupan benar-benar terjadi. Sebuah tragedi yang siapapun pasti tak kan pernah ingin mengalaminya. Hal yang seharusnya tidak aku lakukan.

Seharusnya, siapapun yang melewati hal ini, pasti akan meluap-luap emosinya. Tapi apa yang terjadi padaku?? Apa yang aku rasakan?? Nggak ada, benar-benar flat. Logikaku berpikir, harusnya aku bersedih, meneteskan derai air mata, dan emosiku meluap-luap. Tapi apa?? Aku tak merasakan apa-apa, aku diam. Terpaku. Bukan kaget, bukan pula bersedih. Aku benar-benar tidak merasakan apa-apa. Perasaanku benar-benar kosong. Hampa.

Oh Tuhan.. aku benar-benar dalam ketakutan. Ketika aku tak dapat lagi merasakan hal yang dirasakan manusia normal biasanya, aku takut. Bahkan dalam ketakutanku pun aku tak dapat menangis. Tuhan, ada apa ini??

Apakah aku sudah kehilangan perasaan?? Apakah perasaan itu pergi meninggalkanku?? Tuhan, aku benar-benar tak dapat merasakan apapun sekarang, sedih pun tidak, bahagia pun tidak. Perasaan apa ini Tuhan?? Apakah aku telah benar-benar mati rasa?? Kenapa aku tidak dapat tersenyum, dan menangis??

Tuhan.. aku mohon.. kembalikan rasaku, kembalikan emosiku, kembalikan hatiku.. aku ketakutan dalam rasa ini.. maafkan aku Tuhan, tidak bisa menjaga rasa yang telah Kau titipkan padaku.. maafkan aku yang terlalu menggunakan perasaan, hingga pada akhirnya Kau hilangkan perasaan yang ada agar aku kembali menggunakan logikaku dengan baik kembali..

Dan terima kasih Tuhan, Engkau masih menyisakan sedikit perasaan untukku, meskipun yang hanya dapat aku rasa hanyalah perasaan khawatir, meskipun hanya itu....

Mind Map : Basisdata


You Found Me



There’s someone.. Kau datang membawa senyuman.. malam itu, masih aku ingat pertama kita bertemu. Tidak ada yang spesial, hanya perkenalan biasa. Dengan sopan kau mengajakku berkenalan. That was the first time I saw you..

But, it wasn’t the first time you saw me.. ternyata diam diam kamu dah perhatiin aku. Diam diam kamu udah ngenal aku. Diam diam kamu udah mulai duluan. Dan aku?? Nggak menyadari kehadiran kamu hingga kamu benar didepan mataku..

You really care about me.. aku judes sama kamu?? Iya. Aku jutek sama kamu?? Iya. Aku ngga perduli sama kamu?? Iya. Tapi, kamu bertahan. Hingga aku menyadari, betapa pedulinya kamu sama aku meski aku berperilaku nggak ramah ke kamu. Perlahan, sikap itupun berubah menjadi peduli sama kamu. Entahlah..

We’re getting closer.. setelah perkenalan itu, sedikit demi sedikit kita saling mengenal. Menjalin komunikasi lebih dari sekedar teman. Aku tahu, kau datang bukan sebagai teman, kamu ingin lebih. But somehow, suddenly you disappeared for a long time and I didn’t know, why I needed you more..

You came to my life once again.. kita mulai lagi. Kau datang dengan berkeinginan menjadi seseorang yang spesial. Senyummu itu, membuatku diam, dan berpikir.. Benarkah kau disampingku?? Apakah hatimu benar ada disini untukku?? Apakah dalam hatimu itu terselip namaku?? Apakah kau ungkapkan namaku dalam setiap bisik doamu??  Dan akankah jadi milikku kelak??

I never know..