Apakah setiap agama itu benar-benar sama?? Ada
persamaannya, yaitu sama-sama suatu agama. Tetapi masing-masing agama tentu
saja berbeda-beda. Setidaknya, berbeda tata
cara ibadahnya, berbeda kitab sucinya, dan berbeda hal-hal lainnya
meskipun ada sisi kesamaan tertentu diantaranya. Jika semua agama menuju Allah
yang sama, keyakinan ini tentu harus punya banyak persamaan dalam ajaran, cara
menggambarkan Allah, dan penjelasan tentang maksud-tujuan Allah.
Anggapan-anggapan
bahwa semua agama itu sama sudah ada semenjak dahulu. Orang-orang musyrik
jahiliyyah memiliki keyakinan demikian, sehingga pernah menawarkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk mempersatukan agama mereka dengan agama Islam. Hal itu
ditolak dengan tegas di dalam surat Al-Kâfirûn, yang diturunkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad.
قُلْ يَا
أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾
وَلَا أَنَا
عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾
Artinya:
“Katakanlah:
"Hai orang-orang kafir, (1)
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
(2)
Dan kamu bukan
penyembah Rabb yang aku sembah. (3)
Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4)
dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah. (5)
Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku". (6)
(QS. Al
Kafirun: 1-6)
Dalam sudut
pandang Islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk agama lain adalah
mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari keberagaman (pluralitas). Namun
anggapan bahwa semua agama adalah sama tidak diperkenankan, dengan kata lain
tidak menganggap bahwa Tuhan yang Islam sembah adalah Tuhan yang non-Islam
sembah.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa melarang
paham pluralisme dalam agama Islam. Karena
pluralisme itu sendiri didefiniskan sebagai "Suatu
paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran
setiap agama adalah relative, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh
mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah.”
Paham pluralisme juga
mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di
surga.
Namun demikian, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan kian disebarkan
oleh kalangan Muslim itu sendiri. Solusi Islam
terhadap adanya pluralisme agama adalah dengan mengakui perbedaan dan identitas
agama masing-masing. Tapi solusi paham pluralisme agama diorientasikan untuk
menghilangkan konflik dan sekaligus menghilangkan perbedaan dan identitas
agama-agama yang ada. Di Indonesia
sendiri ada agama yang meyakini adanya faham pluralisme, yaitu Jaringan Islam
Liberal.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lahi Maha Mengenal.”
(QS Al-Hujarat: 13)
Menurut sebuah
ensiklopedi, saat ini ada 9.900 agama di seluruh dunia, beberapa di antaranya
terdapat di banyak bagian dunia dan memiliki jutaan umat. Diperkirakan, sekitar
70 persen umat manusia memeluk lima agama utama yaitu Buddha, Hindu,
Kristen, Islam, dan Yudaisme. Jika semua agama menuju Allah yang sama, kelima
keyakinan ini tentu harus punya banyak persamaan dalam ajaran, cara
menggambarkan Allah, dan penjelasan tentang maksud-tujuan Allah.
Teolog Katolik Roma Hans Küng mengatakan bahwa agama-agama utama memiliki
beberapa doktrin dasar serupa dalam bidang hubungan antarmanusia. Misalnya,
kebanyakan setuju untuk tidak membunuh, tidak berdusta, berbakti kepada orang
tua serta kasih kepada anak-anak, dan lain-laun. Namun dalam
hal-hal lain, khususnya dalam menggambarkan Allah, perbedaan agama-agama utama
ini begitu besar.
Islam adalah agama tauhid, berbeda dengan agama lain kebanyakan yang
menyembah lebih dari satu Tuhannya. Sebagai
contoh, orang Hindu menyembah sejumlah besar dewa, sedangkan orang Buddha tidak
yakin tentang suatu pribadi Allah. Islam mengajarkan bahwa Allah itu esa.
Begitu pula gereja-gereja yang mengaku Kristen, tetapi kebanyakan di antaranya
juga mengakui bahwa Allah itu Tritunggal. Bahkan dalam berbagai gereja ada
beragam dogma. Maria, ibu Yesus, adalah objek pengabdian orang Katolik tetapi
tidak demikian bagi orang Protestan.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya:
“Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah Aku.”
(QS Al Anbiya: 25)
Masuk akalkah
bahwa agama-agama yang menganut beragam kepercayaan tersebut semuanya dapat
menyembah Allah yang sama? Sama sekali tidak. Akibatnya justru kesimpangsiuran
semata soal siapa Allah itu dan apa yang Ia harapkan dari para penyembah-Nya.Allahu’alam.