Get me outta here!

The Tenth Art Class

Here’s some tasks of art subject when I was in the Tenth Grade.. not all of the tasks I post, cause I can’t find the other picture nor the original drawing.

Gambar Iklan "Fruittella" 
Gambar Arsiran

Gambar Pointilis
Gambar Karikatur
Komik

Gambar dengan menggunakan pensil warna

Gambar Poster

A Lover's Call


by : Kahlil Gibran

Where are you, my beloved?
Are you in that little paradise,
watering the flowers who look upon you
As infants look upon the breast of their mothers?

Or are you in your chamber where the shrine of virtue has been placed in your honor,
 and upon 
Which you offer my heart and soul as sacrifice?

Or amongst the books, seeking human knowledge,
While you are replete with heavenly wisdom? 
Oh companion of my soul, where are you?
Are you praying in the temple?
Or calling Nature in the field, haven of your dreams?

Are you in the huts of the poor,
consoling the broken-hearted with the sweetness of your soul, and
Filling their hands with your bounty?

You are God's spirit everywhere
You are stronger than the ages

Do you have memory of the day we met,
when the halo of Your spirit surrounded us,
and the Angels of Love Floated about,
Singing the praise of the soul's deed?

Do you recollect our sitting in the shade of the branches,
Sheltering ourselves from Humanity,
as the ribs protect the divine secret of the heart from injury?

Remember you the trails and forest we walked,
with hands joined, and our heads leaning against each other,
 as if we were hiding ourselves within ourselves?

Recall you the hour I bade you farewell,
And the Maritime kiss you placed on my lips?
That kiss taught me that joining of lips in Love
Reveals heavenly secrets which the tongue cannot utter!

That kiss was introduction to a great sigh,
Like the Almighty's breath that turned earth into man
That sigh led my way into the spiritual world,
Announcing the glory of my soul, and there
It shall perpetuate until again we meet

I remember when you kissed me and kissed me,
With tears coursing your cheeks,
and you said,
"Earthly bodies must often separate for earthly purpose,
And must live apart impelled by worldly intent

"But the spirit remains joined safely in the hands of
Love, until death arrives and takes joined souls to God

"Go, my beloved; Love has chosen you her delegate,
Over her, for she is Beauty who offers to her follower

The cup of the sweetness of life
As for my own empty arms, your love shall remain my comforting groom
your memory, my Eternal wedding." 

Where are you now, my other self?
Are you awake in the silence of the night?
Let the clean breeze convey to you my heart's every beat and affection.

Are you fondling my face in your memory?
That image is no longer my own,
for Sorrow has dropped his shadow on my happy countenance of the past

Sobs have withered my eyes which reflected your beauty
And dried my lips which you sweetened with kisses

Where are you, my beloved?
Do you hear my weeping from beyond the ocean?
Do you understand my need?
Do you know the greatness of my patience?

Is there any spirit in the air capable of conveying
To you the breath of this dying youth?
Is there any secret communication between angels that will carry to You my complaint?


Where are you, my beautiful star?
The obscurity of life
Has cast me upon its bosom; sorrow has conquered me

Sail your smile into the air; it will reach and enliven me!
Breathe your fragrance into the air; it will sustain me!

Where are you, me beloved?
Oh, how great is Love!
And how little am I!

Ciuman Pertama


by :Kahlil Gibran

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta

Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan

Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan, bab pertama dari suatu novel tentang manusia

Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan

Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya

Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgasana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih

Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan

Pahala Tanpa Henti

Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu meski sudah meninggal, yaitu:

1.        Siapa yang mendirikan masjid, maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.
2.        Siapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.
3.        Siapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.
4.        Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.
5.        Siapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.
6.        Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.
7.        Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ia selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur’an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.



Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda :
“Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam, yaitu :
1.        Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)
2.        Ilmu yang berguna dan diamalkan.
3.        Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.

( sumber : Persaudaraan Guru Pendidikan Agama Islam (PGPAI) 

Siapa yang Akan Mensholatkan Jenazahmu Kelak.??

Assalamu’alaikum wr.wb


Saudaraku….
Siapa yang akan menyolatkan jenazahmu kelak? Apakah engkau sudah memilih orang-orang yang akan berdiri mengisi shaf-shaf di belakang jenazahmu, untuk menyolatkanmu?
Pertanyaan yg mungkin terdengar aneh dan membingungkan. Apa mungkin kita memilih itu? Apakah kita pantas untuk memilih orang yg akan menyolatkan kita? Jangan gusar saudaraku, sabar.... buka hatimu sebelum membuka mata dan telingamu!


Sudah menjadi kebiasaan, bahwasanya yang akan menyolatkan jenazahmu adalah orang-orang yang engkau cintai dan teman-temanmu, bukankah begitu? Sekarang cobalah lihat orang-orang di sekelilingmu, lihatlah teman-teman dekatmu, siapa di antara mereka yg pantas untuk menyolatkanmu apakah si A atau si B, apakah dia memang pantas menyolatkanmu?

Saudaraku….

Janganlah menutup mata dari realita yang ada dan jangan sumbat telingamu dari nasehat yang berharga. Bisa jadi kenyataan yang ada memang pahit dan nasehat yang akan engkau dengar menyakitkan. Lapangkanlah dadamu semoga Allah Ta’ala memberkahimu.

Saudaraku, kita harus menelan pahitnya permasalahan ini. Karena itu lebih baik dari kita menelan akibatnya di hari kiamat, di mana tak mungkin lagi mengulangi kehidupan di dunia.

Saudaraku….

Siapa yang akan memandikanmu?

Ѻ     Siapa yang akan mengafankanmu?
Ѻ     Siapa yang akan mengangkat kerandamu?
Ѻ     Siapa yang akan menyolatkanmu?
Ѻ     Siapa yang akan meletakkanmu di liang lahad?
Ѻ     Siapa yang akan mendo’akanmu?
Ѻ     Siapa yang akan berdiri di sisi kuburanmu, berdo’a untukmu agar Allah meneguhkanmu ketika malaikat menanyamu?

Jawablah saudaraku!

Ѻ     Siapa yang akan menangisimu?
Ѻ     Apakah perokok itu?
Ѻ     Ataukah orang yang tidak mau tunduk dan sholat kepada Robbnya ini?
Ѻ     Ataukah orang yang meninggalkan puasa dan zakat ini?
Ѻ     Ataukah orang yang membiarkan istri dan anak perempuannya bebas berkeliaran di jalanan dan tempat hiburan dengan penampilan yang buruk dan pakaian yang hampir telanjang? Orang yang rela dirinya menjadi seorang Dayyuts?
Ѻ     Ataukah orang yang bergelimang maksiat dan dosa besar?
Ѻ     Ataukah orang yang tidak memalingkan pandangannya dari wanita bukan mahrom, memandangnya seakan-akan menelanjanginya dengan matanya?

Saudaraku, siapa orang yang engkau inginkan menangisi kematianmu?

Ѻ     Apakah temanmu yang mengajakmu ke tempat-tempat minuman keras, ataukah orang yang mengajakmu ke majlis-majlis ilmu?
Ѻ     Atau orang yang kalau berbicara, tema pembicaraannya denganmu adalah berita-berita artis, bintang film, penari dan penyanyi, serta menyampaikan kepadamu berita-berita cabul dan keji, ataukah orang yang kalau berbicara kepadamu mengatakan, Allah berfirman .. Rasulullah bersabda?
Ѻ     Atau orang yang mengajakmu ke tempat hiburan, pantai, sinema dan menghabiskan waktu dengan menonton televisi serta perlombaan-perlombaan ataukah yang mengajakmu ke taman-taman surga?
Ѻ     Apakah orang yang mengajak atau bersamamu main domino, catur dan tenis ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al Qur’an?
Saudaraku….
Siapa teman dekat dan sahabat akrabmu? Kami bantu engkau untuk memilih sahabat atau teman yang akan menyolatkan jenazahmu esok.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu laksana berteman dengan penjual minyak wanig dan andai besi. Seorang penjual minyak wangi engkau bisa membeli darinya atau setidaknya mendapatkan aromanya. Sedangkan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau engkau mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)

Coba engkau renungkan buah dari persahabatan yang baik dengan orang yang baik di dunia sebelum manfaatnya di akhirat!

Rasul kita shollallahu ‘alaihi wasallama mengisahkan, ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang melakukan perjalanan, sehingga mereka terpaksa bermalam di sebuah go’a, tatkala mereka telah memasukinya bebatuan dari atas gunung berjatuhan sehingga menutupi pintu gua. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada yang akan menyelamatkan kalian dari gua ini kecuali setiap kalian berdo’a kepada Allah dengan amal sholehnya’.

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama menyebutkan di dalam kisah tersebut, bahwasanya orang yang pertama berdo’a dengan amal sholehnya maka terbukalah sedikit pintu gua yang tertutup bebatuan yang longsor itu, akan tetapi mereka belum bisa keluar.

Dan yang kedua berdo’a dengan amal sholehnya, lalu batu yang menutup pintu goa bertambah terbuka namun mereka belum juga bisa keluar darinya.

Dan yang ketiga juga berdo’a dengan amal sholeh maka terbukalah pintu gua tersebut dan merekapun keluar. (kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari)

Perhatikan bagaimana persahabatan ini bermanfaat sehingga Allah Ta’ala mengeluarkan semuanya dengan selamat.

Bayangkan saudaraku, Kalaulah salah seorang dari mereka tidak memiliki kesalehan, niscaya mereka tidak dapat keluar, bahkan bisa jadi semuanya mati, akibat siapa? Akibat maksiat yang seorang itu.

Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda, “Tidaklah seorang muslim wafat, lalu berdiri menyolatkan jenazahnya empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun melainkan Allah jadikan mereka sebagai syafa’at baginya”. (HR. Muslim)

Saudaraku, kesempatan masih terbentang di hadapanmu. Tidakkah engkau melihat jenazah dan orang-orang yang berjalan mengiringi di belakangnya, keadaan mereka sama seperti keadaan si mayit. Bukan itu kenyataan yang ada?

Bahkan engkau lihat, orang yang mengantar jenazahmu ini bisa jadi tidak ikut menyolatkanmu, akan tetapi ia menunggu di luar mesjid. Apabila orang selesai menyolatkanmu dia ikut mengangkatmu untuk memasukkanmu ke liang lahad. Bukankah ini realita yang memedihkan yang kita saksikan? Bahkan mungkin engkau sendiri tidak menyolatkan jenazah salah seorang temanmu yang engkau antar.

Mungkin engkau akan mengatakan, lantas apa yang harus aku lakukan? Apa jalan yang harus aku tempuh?

Simaklah kisah berikut ini, yang dikisahkan oleh Nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallama, “Dahulu pada masa orang-orang sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh Sembilan puluh sembilah jiwa. Lalu ia bertanya siapa orang yang paling berilmu. Maka ditunjukanlah kepadanya seorang rahib. Ia pun pergi mendatanginya. Ia berkata kepada rabib tersebut, ‘Sesungguhnya aku telah membunuh Sembilan puluh Sembilan jiwa, apakah masih ada taubat untukku? Rahib berkata, ‘Tidak’. Maka ia membunuhnya, genaplah seratus orang dibunuhnya. Kemudian ia menanyakan lagi tentang orang yang paling berilmu (tempatnya bertanya). Ditunjukkanlah kepadanya seorang ‘alim (yang berilmu). Ia mendatanginya dan berkata, ‘Aku telah membunuh seratus orang, apakah masih ada taubat untukku? Ahli ilmu itu menjawab, ‘Ya, siapa yang akan menghalangi antara engkau dengan taubat?! Pergilah ke negeri ini dan ini, sesungguhnya di sana ada orang-orang yang mengibadati Allah, ibadatilah Allah bersama mereka jangan pulang ke kampungmu, sesungguhnya kampungmu itu tempat yang buruk’.

Berangkatlah ia sehingga di pertengahan jalan, Malaikat Maut mendatanginnya, maka malaikat rahmat dan malaikat azab saling berebut untuk membawa ruhnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia datang kepada kami dengan bertaubat, menghadap Allah dengan hatinya’. Dan malaikat azab berkata, ‘Dia belum melakukan amal kebaikan sama sekalipun’. Maka Allah mengutus seorang malaikat kepada mereka. Dan memerintahkan kedua malaikat itu mengukur jarak antara ke dua tempat tersebut. Ketempat mana jaraknya yang terdekat denganya maka orang itu untuknya. Maka mereka mengukurnya, mereka mendapatkannya lebih dekat ke negeri yang ditujunya, maka malaikat rahmat membawanya”.

Dalam riwayat lain, “Maka Allah mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkannya untuk menjauh dan bumi yang akan ditujunya untuk mendekat”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqy dan Ibnu Majah) Saudaraku, inilah berkah keta’atan, berkah bersegera bertaubat.

Dari kisah ini kita petik pelajaran berharga, bahwasanya disukai bagi seorang yang bertaubat meninggalkan tempat-tempat dia dulu melakukan perbuatan dosa, dan teman-teman yang dulu membantunya berbuat maksiat, serta memutus persahabatan dengan mereka selama mereka tidak berobah masih bergelimang lumpur maksiat. Dan hendaklah ia menggantikan mereka dengan berteman dengan orang-orang yang baik dan sholeh, serta ahli ilmu dan ibadah, dan orang-orang yang bisa dijadikan teladan serta berteman dengan mereka mendatangkan manfaat dunia dan akhirat.

Dari sekarang saudaraku, jangan tutup halaman ini kecuali engkau telah menutup lembahan-lembaran masa lalumu. Untuk membuka lembaran-lembaran baru yang putih bersih ..awal jalanmu menuju Allah, jalan menuju ridhoNya, jalan menuju Daarus Salam.

Ya Allah, tunjukilah kami kepada jalanMu yang lurus, dan kumpulkanlah kami kelak di hari kiamat bersama para nabi, orang-orangh yang shiddiq, orang-orang yang mati syahir dan orang-orang yang sholeh, merekalah sebaik-sebaik teman, Allahumma Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb


( sumber : Club Curhat Muslim Dan Muslimah – II )