Wahai laki-laki.. apakah benar kalian memiliki
hanya satu nafsu (perasaan) dan sembilan pikiran (logika)?? Dan apakah benar,
kami memiliki sembilan perasaan dan satu logika saja??
Apakah itu yang menyebabkan kita sulit untuk
memahami satu sama lain?? Tapi kenapa?? Kenapa kita tidak saling melengkapi
saja?? Kenapa kita tidak bergabung dalam suatu tujuan untuk kebahagiaan??
Bukankah cinta itu untuk saling melengkapi, saling
memaafkan dan saling mengisi??
Wahai laki-laki.. mengapa kalian begitu mudah
memutuskan segala hal yang berhubungan dengan perasaan tanpa merasakan apa yang
kami rasakan?? Kenapa kalian memutuskan hal tentang perasaan menggunakan logika
kalian?? Mengapa?? Apakah kami juga melakukan hal yang sama?? Begitu mudah
memutuskan segala hal yang berhubungan dengan perasaan menggunakan perasaan?? Bukankah
itu memang benar?? Perasaan menggunakan perasaan??
Kami menempatkan masalah logika dengan logika dan
perasaan, masalah perasaan hanya dengan perasaan. Tapi, kenapa kalian
menempatkan masalah perasaan dengan logika, dan masalah logika dengan logika
kalian?? Lalu, dimana letak perasaan itu??
Apa kalian tahu??
Kami selalu berusaha untuk realistis, dengan
logika. Tapi sangat sulit menggunakan logika kami ketika kami berhadapan dengan
seseorang yang kami sayangi.. rasanya logika kami lemah, bahkan untuk sekedar
mengatakan tidak pada kalian, kami sungguh merasa berat. Meski logika kami
mengatakan tidak.. tidak.. dan tidak.. tapi perasaan kami merasa sangat beban
untuk mengatakan tidak, kami merasa sangat bersalah, kami tidak bisa menolak. Kami
merasa takut untuk dikecewakan, maka dari itu kami selalu berusaha untuk
membahagiakan kalian.
Mengapa bisa begitu?? Apa itu dikarenakan kami
hanya memiliki satu pikiran saja?? Sehingga pikiran kami kalah dengan jumlah
perasaan yang kami miliki??
Lalu bagaimana dengan kalian??
Apakah pernah perasaan kalian kalah dengan logika
kalian?? Apakah kalian pernah merasakan hal seperti ini??
Pasti sama saja ya. Kami sering sulit menggunakan
logika kami untuk masalah perasaan, dan kalian sering sulit menggunakan
perasaan untuk masalah logika kalian..
Kami selalu bertanya. Apakah perasaan yang kami miliki
ini membebani persaan kalian, sehingga kalian malas merasakan hal yang kami
rasakan?? Dan itu membuat kalian sering memutuskan hal tentang perasaan
menggunakan logika??
Mengapa, kita tidak saling bertukar saja, lima
logika dan lima perasaan, agar kita dapat saling mengisi, dan memahami, jika
kalian memang tidak mau tahu tentang apa yang kami rasakan ini..
Lalu, apakah kita dapat saling melengkapi kalau
begitu?? Tentu tidak, karena kita memiliki porsi yang sama. Hanya saja, cobalah
menggunakan perasaan kalian, kami akan berusaha keras untuk menggunakan logika
kami, sehingga kita bisa saling memahami. Bisakah??
(diambil dari sudut pandang penulis sebagai seorang
perempuan)