Get me outta here!

Among The Two Doors

“Sesak. Saat tahu ternyata kamu begitu mudah nglupain aku. Sakit. Saat tahu ternyata yang kamu cintai adalah salah satu teman baikku.”

“Rasanya dunia ini sudah tak seindah dulu, ketika kamu selalu ada dibelakangku untuk mendukungku. Saat kamu selalu ada disebelahku saat aku sendiri. Saat kamu rela memberikan bahumu untukku sebagai tempat bersandar. Saat kamu rela berikan tubuhmu untuk melindungiku. Saat kamu rela memelukku untuk melindungiku. Saat kamu tak ingin melepaskan tangan ini tak ingin berpisah. Saat kamu tak ingin melihat air mataku menetes. Dimana kamu.? Aku butuh kamu. Sekarang. Apa salahku ke kamu.? Sampai kamu ninggalin aku gitu aja. Bagaimana ini.? Dulu yang tak ingin melihatku menangis, kini malah menjadi penyebab aku menangis. “

“Bagaimana dengan janji yang kamu kasih ke aku kalau kamu bakal jagain aku.? Aku pikir, kamu yang terbaik buat aku. Aku pikir, kamu bakalan selalu ada disisiku. Ternyata aku salah. Bahkan kamu sekarang sudah punya penggantiku. Lalu bagaimana dengan aku.? Empat bulan setelah perpisahan itu, aku masih belum bisa menghapus bayanganmu sedetikpun, tapi mengapa, kamu sudah mendapatkan penggantiku.? Empat bulan.. Jahat.. “

Sudah beberapa hari ini setelah Tea tahu Iko berpacaran dengan Cahaya, mendadak Tea tidak bisa tidur malam. Ujung-ujungnya hanya memandang foto Iko yang tersenyum manis padanya itu. Manis. Masih tertap rasanya, meskipun dia meninggalkan Tea gitu aja, dan harusnya Tea jadikan Iko sebagi orang yang paling dia benci. Tapi dia nggak bisa, Tea nggak bisa benci. Jujur.

****

“Matamu kenapa sayang.? Nggak bisa tidur lagi.?”
“Eh… kelihatan banget ya ma.? Iya nih, Tea nggak bisa tidur lagi. Eh udah jam setengah tujuh, Tea berangkat ya ma……….”
“Eh sarapan dulu Tea nanti kamu sakiiiiit……”

Belum selesai mamanya berbicara Tea sudah pergi. Mamanya tahu, pasti Tea menangis lagi. Tanpa diberitahupun, mamanya sudah tahu bagaimana perasaan anak satu satunya itu. Mamanya sudah tidak tahu lagi, bagaimana membuat Tea melupakan laki laki itu. Laki laki yang Tea sayangi itu. Mama Tea mengenal betul siapa Iko, mantan pacar Tea. Tea sudah mengenalkannya pada mama, dan kebetulan Mama Tea pun mengenal ibu Iko karena mereka seprofesi, sebagai seorang perawat disalah satu rumah sakit  swasta ternama.

“Pa, bagaimana ini.? Mama nggak mau lihat Tea sedih terus begini….”
“Ah mama, namanya juga remaja. Nanti juga lupa.”
“Tapi Pa, ini sudah berbulan bulan. Dan akhir-akhir ini, mama jarang lihat Tea tidur nyenyak lagi.”
“Hmmmh, namanya juga pacaran pertama Ma. Tea sudah SMA Ma, kelas dua ini lagi. Papa percaya Tea bakalan baik baik aja kok…”
….

Di samping rumahnya, Maris sedang mencuci mobilnya. Melihat Tea yang keluar buru buru dengan matanya yang….. aneh. Maris tahu, Tea sedang dilanda masalah.
“Te… mau aku anter.?”
“Nggak makasih…”
“Ntar telat lho…”
“Lebih telat lagi kalo ngladenin kamu…”
“Idih sewot amat…”
….

Langkah kakinya yang cepat tidak juga mebuatnya cepat sampai. Malah cepat lelah. Dihentikannya kakinya, dia membungkuk. Peritnya sakit. Juga ngos ngosan. Saat akan kembali melangkah, ia menubruk seseorang.
“Aduh….”
“Eh maaf kak…” Dilihatnya wajah orang asing itu. Tampan dan bersahaja. Tea terpesona, tanpa dikomando dia sudah tersenyum manis.
“Eh.. Nggak papa kok dek.” Tidak kalah, lelaki inipun tersenyum manis dan memandang wajah Tea yang sedikit berantakan. Lelaki ini terpana pada pandangan pertama. Sebelum terlambat, memulai pembicaraan. “Aku Narayan.”
“Aku Tea…” jawabnya semangat
“Kamu terlambat ya.?”
“Eh… iya….” Katanya sambil menepuk dahinya. “Aku pergi dulu kak. Sampai ketemu lagi…” katanya sambil melangkah pergi.

****

“Eh Tea, kamu nggak bisa tidur lagi ya.?”
“Iya nih, aku nggak mood banget. Nggak sarapan lagi telat bangun.”
“Oke oke, ntar aku anter ke kantin. Eh itu Asya. Eh Sya sini….”
“Apaan.?” Asya berjalan mendekati Tea dan Eda.
“Ngobrol donk, nyonya lagi suntuk tuh…” kata Eda sambil menunjuk Tea yang tertunduk lesu
“Eh apaan si kamu…”
“Aku bisa tebak ni. Kebiasaany nyonya nih….”
“hahaha…” Eda dan Asya pun tertawa, dibalas dengan cibiran Tea yang langsung mlengos.

Tea, Asya, Eda, Nami dan Frasya adalah teman baik. Meskipun mereka beda kelas. Tea, Asya dan Eda ada dikelas 2 IPA 4, Nami 2 IPA 2, dan Frasya 2 IPA 6, bersama Cahaya. Sebenarnya, dulu sebelum Cahaya berpacaran dengan Iko, Cahaya adalah salah satu teman terdekat Tea. Mereka sering memiliki rasa yang sama, ide yang sama, curhat masalah apapun, sering sekali mereka melakukan hal yang sama berdua, disamping mereka berempat. Tapi setelah tahu Cahaya adalah pacar Iko sekarang, otomatis Tea merasa risih berada disamping Cahaya. Eda, Asya, Nami dan Frasya tahu betul bagaimana perasaan sahabatnya itu, maka dari itu, mereka sengaja menjaga jarak dengan Cahaya. Tea berpesan agar tak membenci Cahaya, karena bagaimanapun juga, dia teman mereka. Namun mereka sudah tidak lagi dengan Cahaya.

“Kantin yuuuuuuk…”
“Siapa yang nggak sarapan, siapa yang kelaparan… aku yang nggak sarapan Daaa, bukan kamu..”
“Kayaknya lapernya nular deh.. hehe”
“Ngaco aja si kamu Da..”
“ha ha ha” Tea dan Asya tertawa bersama.
“Eh itu Nami sama Frasya tuh. Udah ngemil ja tuh di kantin.” Kata Tea sambil menunjuk temannya itu yang asik melahap makanan.
….

“Eh, aku aja yang pesen makanan. Kayak biasa kan.?” Pinta Asya
“Siip deh Sya…” jawab mereka bersamaan
“Eh by the way Te, aku punya sepupu cakep abis. Anak UGM pula… Kerennya jangan ditanya deh….. Anak pakde ku yang di Yogya, kayaaa lagiiii…….Eh dia lagi liburan, mau aku kenalin.??”
“Hah.? Kamu punya sepupu cakep, keren, tajir, pinter.?”
“Aku nawarinnya ke Nyonya, bukan kamu cecunguk…” jawab Frasya
“huuuuu….” Jawab Eda senewen
“Tergantung jurusannya donk…” jawab Tea sok tertarik
“Lu ngremehin sepupu gue Te.?”
“Eh, lu jadi sewot si.? Lu gue gituh.? Bahasamu itu Iuuuuhh…”
“ha ha ha….” tawa mereka kembali meluap. Sejenak Tea melupakan sosok Iko yang terus menghantuinya.
“UGM tauuuuu, teknik kimiaaaaaaaaaaa……”
“Weeeeeuuuw….” Asya yang baru datang membawa makanan pun ikut terpesona
“Terus maksudmu apa neng.?” Tukas Tea
“Siapa tahu aja kamu tertarik Te, sepupuku baik kok…”
“Buat aku aja kalo kamu nggak mau Te…” srobot Eda
“Eh ada apa nih, aku nggak diajak sih…” kata Asya bingung
“ha ha ha” tawapun kembali lepas
“Eh tadi aku ketemu cowok cakep banget. Aku terpesona….”
“Yakin kamu.? Udah move on yah.?” Ledek Eda
“Sialan….” Tea mincus
….

Bersambung…..

Cerita selanjutnya dapat di baca di “Among The Two Doors” part.II

Let's Use Public Transportation

Salam Go Green…… J

Gagasan yang saya ingin ungkapan kali ini masih bertema sama, yaitu global warming. Keprihatinan saya mengena semakin parahnya kerusakaan dibumi ini membuat saya semakin tertarik untuk mengupas mengenai masalah global warming ini.

Masalah ini bukanlah masalah enteng, karena terbukti sampai sekarang masih saja ada sekelompok orang yang tidak mengindahkan kesakitan yang dialami ibu pertiwi ini. Mungkin ketika anda membaca berbagai artikel mengenai Global Warming, dan anda membaca bahwa saran atau tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan bumi ini terkesan sepele bagi anda. Namun pada kenyataanya, hal yang dikatakan sepele pun tidak anda aplikasikan kedalam kebiasaan hidup anda. Sebenarnya, hal sepele seperti itu, dapat membawa dampak yang cukup besar untuk mencegah semakin cepatnya bumi ini rusak.

Ada berbagai macam cara untuk mengatasi masalah global warming ini, salah satunya seperti artikel yang pernah saya buat sebelumnya seperti “Save The Earth” dan “Tanaman Terampuh untuk Mencegah Global Warming”. Artikel seperti ini memang saya buat seringan mungkin agar anda bersedia membaca dan mengaplikasikan hal positif yang ada dalam artikel ini.

Hal yang terpikir pertama kali, ketika saya mendengar kata “The Most Caused in Global Warming”, adalah asap kendaraan. Sebuah benda yang dapat mempersingkat waktu perjalan dan efisien tentunya, menurut saya seluruh warga Indonesia pun memilikinya. Mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil, dan lain sebagainya. Tapi hal yang saya akan jabarkan adalah mengenai asap kendaraan bermotor.

Seperti yang anda ketahui, bahwa kendaraan bermotor mengeluarkan gas buang seperti Timbal (Pb), Suspended Particulate Matter (SPM), Oksida Nitrogen, Oksida Fotokimia, Hidrokarbon, Karbon Monoksida, dan Karbon Dioksida yang dapat mempengaruhi ozon pada bumi kita ini. Bayangkan saja jika satu sepeda motor mengeluarkan gas buangtersebut sekian meter kubik, bagaimana jika dikali lima motor.? Sepuluh motor.? Seribu motor.? Apakah anda dapat membayangkan berapa jumlah sepeda motor di Indonesia ini.? Ah tidak, anda tidak akan bisa membayangkannya, jumlahnya terlalu banyak. Bagaimana jika jumlah sepeda motor yang ada di kota anda.? Sudah bisakah anda membayangkan berapa jumlahnya dan berapa meter kubik gas yang dibuang dan melayang begitu saja merusak ozon.??

Itu baru masalah asap sepeda motor, bagaimana dengan asap mobil, asap kendaraan lain, asap pabrik, asap pembakaran hutan liar yang terus merajalela.? Saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya akan bernafas kalau bumi ini semakin gundul.

Bagaimana solusinya mengurangi dampak kerusakan akibat asap kendaraan.??
Asap kendaraan ada karena adanya kendaraan, kalau kendaraan berkurang asap pembuangannya pun akan berkurang. Bagini pendapat saya :

1.    Gunakanlah kendaran umum
Kendaraan umum identik dengan kampungan, why.? Karena itu bersifat umum.? Jangan berfikir seperti itu. Kendaraan umum ada karena memang diperuntukkan untuk fasilitas umum. Apa sulitnya menggunakan kendaraan umum.?
Bila kantor atau sekolah anda dilewati rute kendaraan umum, akan lebih bijak anda menggunakan kendaraan umum. Kendaraan umum dipercaya dapat mengurangi populasi jumlah kendaraan pribadi. Kita berandai saja, kalau satu kendaraan umum dapat memuat hingga sepuluh orang, maka kendaraan umum tersebut sudah mengurangi sepuluh kendaraan pribadi yang ada di jalanan.
Saat diperjalanan, anda dapat duduk santai membaca majalah atau Koran tanpa khawatir. Belum lagi, ketika anda bertemu dengan rekan anda dan anda bisa berbincang santai sambil menunggu sampainya tempat tujuan. Kalau anda menggunakan mobil pribadi tentu saja anda tidak akan bertemu dengan rekan anda dan berbincang santai. Lebih aman kan daripada anda mengobrol dijalan ketika anda harus mengemudikan mobil anda sendiri.?
2.    Gunakanlah sepeda, atau jalan kaki
Ketika anda hendak berpergian dengan jarak dekat, simpanlah kendaraan bermotor anda. Pergilah dengan berjalan kaki atau bersepeda. Anda dapat sekaligus berolahraga dan menikmati suasana sekitar anda. Tentunya itu lebih menyehatkan untuk anda.
3.    Gunakan mobil seefisien mungkin
Ketika anda terpaksa menggunakan mobil, gunakanlah seefisien mungkin. Ajaklah rekan anda untuk pergi bersama. Setidaknya itu akan mebuat lebih hemat ketika rekan anda harus membawa kendaraan sendiri. Isilah bahan bakar mobil anda dengan yang ramah lingkungan, jika anda mapu membeli mobil, tentunya anda juga sudah mampu untuk merawatnya bukan.? Maka belilah bahan bakar biofeul.
4.    Kurangi pemakaian pesawat terbang
Sebisa mungkin, kurangi perjalan anda menggunakan pesawat terbang. Pesawat terbang menghasilkan sisa pembakaran yang lebih berbahaya karena hasil pembakarannya itu langsung menguap dan merusak ozon.

Saya pernah membaca “Five Trees Should be Planted for Every Vehicle : Experts”. Dari judulnya saja sudah jelas, setiap satu kendaraan bermotor harus diimbangi dengan penanaman lima pohon demi keseimbangan agar tetap terjaga. Tapi kalau dipikir, itu sangat sulit terutama di Jakarta kota yang hiruk pikuk sesaknya. Harga tanah untuk membangun rumah saja sangat mahal, apalagi untuk ditanami satu pohon saja, saya pikir sulit.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Semoga, bumi ini dapat bertahan lebih lama lagi agar generasi penerus dapat menikmati indahnya hidup di bumi yang indah ini.

( oleh : Anggraeni Shamagachi )

Referensi :
1.    Saving Energy can Reduse Global Warming
2.    Save The Earth

The Tenth Art Class

Here’s some tasks of art subject when I was in the Tenth Grade.. not all of the tasks I post, cause I can’t find the other picture nor the original drawing.

Gambar Iklan "Fruittella" 
Gambar Arsiran

Gambar Pointilis
Gambar Karikatur
Komik

Gambar dengan menggunakan pensil warna

Gambar Poster

A Lover's Call


by : Kahlil Gibran

Where are you, my beloved?
Are you in that little paradise,
watering the flowers who look upon you
As infants look upon the breast of their mothers?

Or are you in your chamber where the shrine of virtue has been placed in your honor,
 and upon 
Which you offer my heart and soul as sacrifice?

Or amongst the books, seeking human knowledge,
While you are replete with heavenly wisdom? 
Oh companion of my soul, where are you?
Are you praying in the temple?
Or calling Nature in the field, haven of your dreams?

Are you in the huts of the poor,
consoling the broken-hearted with the sweetness of your soul, and
Filling their hands with your bounty?

You are God's spirit everywhere
You are stronger than the ages

Do you have memory of the day we met,
when the halo of Your spirit surrounded us,
and the Angels of Love Floated about,
Singing the praise of the soul's deed?

Do you recollect our sitting in the shade of the branches,
Sheltering ourselves from Humanity,
as the ribs protect the divine secret of the heart from injury?

Remember you the trails and forest we walked,
with hands joined, and our heads leaning against each other,
 as if we were hiding ourselves within ourselves?

Recall you the hour I bade you farewell,
And the Maritime kiss you placed on my lips?
That kiss taught me that joining of lips in Love
Reveals heavenly secrets which the tongue cannot utter!

That kiss was introduction to a great sigh,
Like the Almighty's breath that turned earth into man
That sigh led my way into the spiritual world,
Announcing the glory of my soul, and there
It shall perpetuate until again we meet

I remember when you kissed me and kissed me,
With tears coursing your cheeks,
and you said,
"Earthly bodies must often separate for earthly purpose,
And must live apart impelled by worldly intent

"But the spirit remains joined safely in the hands of
Love, until death arrives and takes joined souls to God

"Go, my beloved; Love has chosen you her delegate,
Over her, for she is Beauty who offers to her follower

The cup of the sweetness of life
As for my own empty arms, your love shall remain my comforting groom
your memory, my Eternal wedding." 

Where are you now, my other self?
Are you awake in the silence of the night?
Let the clean breeze convey to you my heart's every beat and affection.

Are you fondling my face in your memory?
That image is no longer my own,
for Sorrow has dropped his shadow on my happy countenance of the past

Sobs have withered my eyes which reflected your beauty
And dried my lips which you sweetened with kisses

Where are you, my beloved?
Do you hear my weeping from beyond the ocean?
Do you understand my need?
Do you know the greatness of my patience?

Is there any spirit in the air capable of conveying
To you the breath of this dying youth?
Is there any secret communication between angels that will carry to You my complaint?


Where are you, my beautiful star?
The obscurity of life
Has cast me upon its bosom; sorrow has conquered me

Sail your smile into the air; it will reach and enliven me!
Breathe your fragrance into the air; it will sustain me!

Where are you, me beloved?
Oh, how great is Love!
And how little am I!

Ciuman Pertama


by :Kahlil Gibran

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta

Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan

Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan, bab pertama dari suatu novel tentang manusia

Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan

Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya

Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgasana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih

Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan